MEDAN
Terkait dengan kasus gagal ginjal akut anak sejumlah massa aktivitas yang tergabung dalam Rakyat untuk Keadilan dan Supremasi Hukum (Raksahum) menggelar aksi demonstrasi, di Kantor Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM), di Jalan Willem Iskandar, Medan Estate, Deli Serdang, Senin (24/10).
Koordinator aksi Raksahum, Ade Dermawan mengatakan aktivitas ini merupakan rasa bentuk kepedulian terhadap anak Indonesia. Sebab, sudah banyak anak yang meninggal gara- gara obat yang diduga mengandung etilen glikol (EG) dan Dietilen Glikol (DEG) tersebut.
” Atas dasar ini kami mendatangi BPOM untuk mempertanyakan sejauh mana perkembangan dalam penarikan obat yang berbahaya tersebut,” ucapnya.
Dalam hal ini, kata Ade mewakili massa pihaknya kecewa dengan sikap BPOM di Medan ini yang tak transparan dalam menunjukkan jumlah botol obat yang diamankan.
“Kami memandang tak ada yang diamankan obat oleh BPOM ini. Kami tanya oleh apotek, kata mereka sudah ditarik. Jadi, yang mana yang benar?” ucapnya.
“Kami memandang tak ada tanggung jawab BPOM ini. Jika tak ada tanggungjawab, kami akan mengerahkan massa lebih banyak lagi kedepan,” kata Ade.
Dalam tuntuntanya massa juga menuntut agar pemerintah segera melakukan evaluasi kinerja BPOM. “Evaluasi segera kinerja BPOM ,” ucap Ade.
Dari amatan dilapangan di spanduk besar massa juga menuntut diantaranya copot Menteri Kesehatan RI, copot Kepala BPOM RI, tutup perusahaan obat yang sedang bermasalah.
Martin Suhendri selaku Kepala BPOM Medan yang menemui massa menyampaikan bahwa saat ini pihaknya masih tetap bekerja sesuai instruksi pusat. Ia katakan, dalam penarikan obat yang bertanggung jawab ialah pihak industri.
“Kami tetap mengontrol dan pengawasan obat tersebut,” ucapnya. ( ROM )