TAPSEL
Desa Sisoma, Kecamatan Tantom Angkola, Kabupaten Tapauli Selatan (Tapsel), Sumatera Utara, Sabtu (4/3/2023) malam mendadak gempar.
Pasalnya, rumah seorang warga telah lansia berinisial, AN (70) dirusak massa karena diisukan memelihara begu ganjang (sejenis makhluk gaib yang dimanfaatkan untuk santet).
Kapolres Tapsel, AKBP Imam Zamroni, SIK, MH, melalui Kapolsek Batang Angkola, AKP Raden Saleh, SH, membenarkan peristiwa pengrusakan itu terjadi secara mendadak oleh sejumlah warga dan korban berusaha menyelamatkan diri.
“Perusakan itu akibat isu santet begu ganjang yang belum jelas kebenarannya,” kata Kapolres Tapsel AKBP Imam Zamroni melalui Kapolsek Batang Angkola AKP Raden Saleh, Senin ( 6/3) melalui release yang dikirimkan.
Ia menjelaskan, pada Sabtu (4/3) malam, AN, 70, bersama istrinya sedang istirahat di rumah. Tiba-tiba sekelompok massa datang dan melempari rumah itu dengan batu dan kayu. Bahkan ada yang melemparkan api ke dalam rumah.
“AN dan istrinya berupaya menyelamatkan diri dengan keluar lewat pintu belakang menuju rumah Kepala Desa Sisoma untuk melaporkan kejadian itu. Ternyata Kades sedang tidur dan pasangan suami istri itu kembali ke rumah mereka,” katanya.
Setibanya di rumah , mereka masuk ke dalam rumah dan massa masih ramai di luar. Tidak lama kemudian AN melihat ada lemparan api ke dalam rumahnya. Spontan kakek tua ini membuangnya ke luar.
Namun, massa semakin beringas dan memadamkanlistrik sembari melempari rumah itu dengan batu dan kayu. Selanjutnya AN dan istrinya melarikan diri ke Desa Ingul Jae untuk meminta perlindungan.
Mengetahui hal tersebut, massa bergerak ke Desa Ingul Jae. Salah seorang di antara massa itu, AH, terlibat cekcok dengan AN. Dan seorang personel Polsek Batang Angkola sigap dan cepat tiba di lokasi untuk melakukan pengamanan.
“Personel kita mengamankan situasi, melakukan olah TKP, memasang garis polisi dan mengamankan barang bukti berupa batu dan kayu dan membawa AN berobat ke Puskesmas Batu Horpak,” jelas Kapolsek Batang Angkola.
Diceritakan AKP Raden Saleh, isu santet itu berawal anak dari seorang warga berinisial AH, yakni RH membonceng istri korban saat baru saja pulang dari kebun. Pada sore harinya RH jatuh sakit hingga mengeluarkan darah dari hidung dan telinga.
AH membawa anaknya berobat ke Puskesmas. Setelah itu ia menyebut anaknya telah diguna-gunai AN dan istri.
“Sebelumnya, keluarga AN dan AH telah terjadi sedikit percekcokan. Air dari rumah AH mengalir dan menggenangi halaman rumah AN. Selanjutnya istri AN menutup saluran air itu, namun tidak berterima bagi istri AH,” sebut Kapolsek Batang Angkola. (ROM)