JAKARTA
Pengacara kondang, Hotman Paris Hutapea ikut bersuara atas kematian
Bripka Arfan Saragih yang dituduh melakukan penggelapan pajak kendaraan warga dan ditemukan tewas dengan meminum racun sianida.
Polisi menyebutkan Bripka Arfan Saragih bunuh diri dengan meminum racun.
Namun, keluarga menilai hal tersebut sangat janggal. Menurut keluarga, almarhum dibunuh, bukan bunuh diri.
Pengacara Hotman Paris mengimbau kepada Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo dan Kadiv Propam Mabes Polri agar mengambil alih penanganan kasus tersebut ke Mabes Polri.
“Salam Hotman 911, Hotman 911 mengimbau kepada Bapak Kapolri dan Bapak Kadiv Propam Mabes Polri agar kiranya misteri kematian polisi Bripka AS di tanah batak, di Pulau Samosir dipindahkan pemeriksaannya dari Polda Sumatera Utara ditarik ke Mabes Polri,” ujar Hotman Paris melalui akun Instagram nya yang dilihat jurnalx.co.id, Sabtu (25/3).
Hotman Paris menduga, pemicu kematian Bripka AS berkaitan dengan masalah yang tengah dihadapi Bripka AS di lingkungan kerjanya.
“Karena sepertinya ada keanehan dalam kematiannya tersebut, sepertinya ada kaitannya dengan masalah yang dia (korban) hadapi belakangan ini terkait dengan sesama oknum polisi di Kepolisian dimana dia bekerja. Kok tiba-tiba bisa oknum polisi makan racun sianida, aneh bin ajaib,” katanya.
Lebih lanjut, Hotman Paris meminta Kapolri untuk segera memindahkan kasus tersebut ke Mabes Polri. Sehingga, penyelidikan kasus dapat berjalan secara objektif, dan membongkar siapa dalang di balik kematian Bripka AS.
“Mohon agar Bapak Kapolri dan Bapak Kadiv Propam Mabes Polri agar pemeriksaannya ditarik ke Mabes Polri untuk membongkar siapa di belakang dalang kematian tersebut,” kata Hotman Paris.
“Kalau di Medan rasa-rasanya masih terlalu dekat dengan Kepolisian di Samosir, harus yang lebih objektif di Jakarta, di Mabes Polri,” pungkasnya. (ROM)