SAMOSIR II
Viral aksi seorang guru di SMP Negeri 1 Sianjur Mulamula Kecamatan Sianjur Mulamula, Kabupaten Samosir mencukur gundul rambut siswanya di bagian tengah karena para siswa kedapatan memiliki rambut panjang.
Dalam rekaman video yang beredar seorang siswa, JS, tiba-tiba menjadi korban pencukuran rambut yang dilakukan gurunya sendiri di sekolah. Bagian tengah atas kepala JS menjadi gundul, sementara bagian kanan, kiri, dan belakang masih memiliki rambut yang utuh.
Orang tua JS, merasa marah dan tidak terima atas perlakuan guru ini, merekam kondisi kepala anak mereka yang botak di tengah dan membagikannya di media sosial, yang kemudian menjadi viral.
Menurut Irma Manalu, ibu kandung JS, pencukuran rambut anaknya terjadi pada Senin (4/9) karena rambutnya dianggap terlalu panjang oleh guru berinisial JT.
Namun, Irma juga menekankan bahwa sebulan sebelumnya, dirinya sudah mencukur rambut anaknya, dan saat itu rambutnya tidak begitu panjang atau melewati batas yang telah ditentukan. Menurutnya, tindakan guru tersebut sangat tidak wajar dan dapat merusak mental anak-anak.
Agar persoalan tersebut tidak berlarut, Kamis(7/9) dilakukan mediasi di Polres Samosir yang dihadiri Wakapolres Samosir Kompol S.T Panggabean S.H, Kepala Sekolah SMP N1 Sianjur Mulamula Teksin Oberia Simbolon S.Pd, Ketua PGRI Kab. Samosir Ruminsar Sinaga, S.Pd., M.Pd, Guru JT yang melakukan pemotongan rambut, IM orang tua siswa yang terkena dampak, JS siswa.
Guru JT mengakui bahwa dia telah memotong rambut siswa JS dengan bentuk tidak wajar dengan tujuan mendisiplinkan siswa tersebut, setelah sebelumnya memberikan nasihat untuk merapikan rambut. Pemotongan rambut ini terjadi pada hari Selasa tanggal 05 September 2023 pada saat jam pelajaran olahraga.
Wakapolres Samosir Kompol Saut Tulus Panggabean, S.H mengatakan bahwa klarifikasi ini dilakukan sebagai respons terhadap informasi yang beredar di media sosial dan media online terkait pemotongan rambut siswa secara tidak wajar.
“Setelah klarifikasi bahwa kedua belah pihak sudah 2 kali di mediasi dan saling memaafkan. Kepada masyarakat diharapkan untuk tidak lagi menyebarkan informasi tersebut karena permasalahan tersebut sudah diselesaikan secara kekeluargaan,” ucapnya. (ROM)