TAPUT II
Pemuda dan mahasiswa dari berbagai organisasi di Kabupaten Tapanuli Utara (Taput) melaksanakan Focus Group Discussion (FGD) di Kopi Lonceng, Tarutung dengan tema “Pemuda-Mahasiswa Tapanuli Utara dan Tantangan Demokrasi Lokal: Mewujudkan Pilkada yang Adil dan Transparan” pada hari Senin (9/9/2024).
Acara ini menghadirkan perwakilan pemuda dan mahasiswa sebagai narasumber utama, tanpa melibatkan tokoh politik atau pejabat pemerintah, dengan tujuan menggali perspektif generasi muda tentang peran mereka dalam proses demokrasi lokal.
FGD ini digagas oleh Hizkia Silalahi melalui Pusat Studi Pendidikan Kritis (PSPK) sebagai upaya untuk memperkuat komitmen pemuda dan mahasiswa dalam mengawal pelaksanaan Pilkada 2024 yang adil, bebas dari politik uang, dan transparan di Tapanuli Utara.
Dalam suasana diskusi yang dinamis, para peserta membahas berbagai isu krusial yang dihadapi dalam demokrasi lokal, seperti rendahnya partisipasi politik, politik transaksional, serta peran teknologi dalam menjaga integritas pemilu.
*Diskusi Tentang Tantangan Demokrasi Lokal
Para peserta sepakat bahwa salah satu tantangan terbesar dalam menjaga demokrasi lokal adalah praktik politik uang yang masih marak.
Garson Siregar, seorang aktivis mahasiswa dari Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI), menyoroti bahwa, Pilkada adalah salah satu wujud dari demokrasi yang telah terjadi berulang kali di Indonesia yang tantangannya juga sama setiap perhelatan ini terjadi.
Persoalan money politik, politik identitas adalah hal yang paling sering muncul setiap pesta demokrasi ini terjadi. Pada pilkada 2024 ini terkhusus di Taput, peran pemuda (organisasi mahasiswa, organisasi kepemudaan, organisasi masyarakat,pemuda non organisasi) harusnya lebih condong ke gerakan advokasi dan gerakan kesadaran dan merasionalkan pemilih terkhusus pemilih pemula.
Hal tersebut adalah hal yang sangat berbahaya, namun sebagai pemuda yang berperan sebagai garda terdepan dalam melakukan gerakan kesadaran, pemudalah yang harus banyak belajar politik dan jabarannya di pesta demokrasi tahun 2024 ini.
Goklas Nababan dari Gerakan mahasiswa Kristen Indonesia (GMKI) menekankan bahwa Mahasiswa dan Pemuda harus mengambil peran sebagai sosial control di masa Pilkada mendatang, menjaga nilai nilai demokrasi melalui membuka ruang diskusi yang dapat mengedukasi pemuda terlebih pemilu pemuda untuk dapat memberikan suara pada pilkada mendatang.
Lebih lanjut, Edi Siburian dari Gerakan Angkatan Muda Kristen Indonesia (GAMKI) menyatakan, Pilkada adalah sarana bagi kita untuk memilih pemimpin yang mempunyai program peningkatan Sumber Daya Manusia khususnya pemuda, mahasiswa dan pelajar. “Kita berharap calon pemimpin di Tapanuli Utara berani membuat kontrak politik visi, misi dan program bersama dengan Organisasi Pemuda dan Mahasiswa,” Katanya.
*Rekomendasi dari Pemuda dan Mahasiswa
Dari hasil diskusi, peserta FGD berhasil merumuskan beberapa rekomendasi dan inisiatif konkret yang akan mereka jalankan untuk memastikan pilkada yang bersih dan berintegritas di Tapanuli Utara yakni :
1. Kami menolak segala bentuk politik uang, penyebaran hoaks, dan segala tindakan manipulatif yang merusak integritas pemilu serta mencederai nilai-nilai demokrasi.
2. Kami mendorong partisipasi masyarakat, khususnya pemuda dan mahasiswa, untuk berperan aktif dalam memberikan suara secara cerdas dan bertanggung jawab, serta ikut mengawasi jalannya pemilu agar sesuai dengan prinsip-prinsip keadilan.
3. Kami siap menjadi garda terdepan dalam menyuarakan kepentingan rakyat dan memastikan bahwa hasil pemilu benar-benar mencerminkan pilihan rakyat yang jujur dan bebas dari tekanan.
4. Kami mengajak seluruh elemen pemuda dan mahasiswa di Tapanuli Utara untuk bersatu, berjuang, dan berdiri teguh dalam menjaga dan mengawal proses demokrasi yang bersih dan berintegritas.
*Komitmen Pemuda Tapanuli Utara
Di akhir diskusi, Natas Pasaribu perwakilan mahasiswa dari Pemuda Katolik, menyatakan, “Apakah Pemuda, Mahasiswa dan pelajar hanya jadi penonton atau biasa biasa saja dalam menyongsong Pemilukada? Tentu TIDAK, kita harus sebagai duta penggerak mewujudkan penyelenggaraan Pemilu yang adil dan transparan. kami akan melakukan aksi nyata positif demi masyarakat Tapanuli Utara.”
“FGD ini menjadi momentum penting bagi pemuda dan mahasiswa Tapanuli Utara untuk merumuskan langkah-langkah nyata dalam mengawal pilkada yang lebih bersih dan berkualitas. Melalui sinergi dan kerja sama antar organisasi, berharap dapat memberikan kontribusi nyata untuk menjaga demokrasi yang sehat di daerah mereka,”Tutup Hizkia Silalahi. (*/Fred)