–MEDAN II
Ribuan driver ojek online (Ojol) di Medan, yang tergabung di Gabungan Ojek Roda Dua Medan Sekitar (Godams) menggelar aksi di Kantor Gubernur Sumut, Jalan Pangeran Diponegoro, Selasa (20/5).
Kalangan ojol tumpah ruah ke jalan menyampaikan keresahan yang mereka alami. Aksi ini juga digelar serentak secara nasional bertepatan dengan Hari Kebangkitan Nasional.
Ketua Godams Sumut, Agam Zubir, dalam orasinya menyampaikan Ojol Indonesia bergerak serentak menyuarakan aspirasi terkait carut marutnya pengawasan bisnis transportasi berbasis Online di Indonesia saat ini.
“Kami minta pemerintah untuk membuat regulasi tarif, yang layak bagi Ojol di tanah air, termasuk di Sumut ini,” katanya.
Menurutnya, berbagai sistem kerja di terapkan kepada driver ojol saat ini sangat merugikan, baik dari sisi ekonomi, karena semakin berkurangnya alokasi order kepada banyak driver akibat prioritas orderan banyak diberikan kepada driver yang mengikuti program instan aplikator.
“Terbitkan peraturan pemerintah pengganti Undang-Undang (Perpu), sebagai regulasi untuk payung hukum Ojol,” kata Agam.
Dalam aksi ini, massa menuntut kepada masing-masing aplikator jasa trasportasi online, untuk menghapuskan program instan, seperti Aceng, Slot, Bike Hemat, HUB, Sameday, Gabungan dan lain.
“Program yang memberikan banyak penerimaan order namun tarif yang diterima per layanannya sangat murah. Driver harus bekerja lebih banyak untuk meraih pendapatan yang layak tentunya akan berpengaruh kepada stamina maupun kondisi kesehatan driver sendiri,” kata Agam.
Begitu juga, ribuan ojol ini, mendesak seluruh aplikator untuk menaati Permenhub Nomor 667 tahun 2022, tentang potongan aplikasi yang dinilai manusiawi bagi driver ojol.
Ia mengatakan, angka kecelakaan driver yang tinggi dan yang sakit saat ini menjadi contoh bahwa sistem kerja dari aplikator sangat beresiko bagi kesehatan dan keselamatan kerja driver ojol dalam kesehariannya bekerja.
“Godams sangat mendukung Pemerintah untuk lahirnya regulasi yang mengatur operasional, tatakelola, penerapan sistem kerja serta pengawasan kepada bisnis transportasi berbasis online di Indonesia,” sebutnya.
Aksi ribuan ojol ini langsung diterima Gubernur Sumatera Utara (Sumut) Muhammad Bobby Afif Nasution menemui dan mendengarkan keluhan para driver ojek online (Ojol).
Kehadiran Bobby Nasution sebagai Gubernur Sumut disambut antusias ribuan pendemo.
Bobby pun berdiri di atas mobil orator, kemudian menyapa dan menanyakan tuntutan para driver, yang mengenakan seragam kemitraan transportasi online.
Usai mendengarkan beberapa tunturan para driver Ojol, Bobby berjanji akan segera mempelajarinya. Apa-apa yang bisa ditindaklanjuti Pemprov dan apa yang perlu disampaikan ke Pemerintah Pusat.
“Tadi ada empat tuntutan. Pertama, payung hukum Ojol tingkat nasional dan provinsi. Saya janji akan mempelajari, kalau bisa akan saya buat Pergub-nya. Kalau bisa diusulkan ke Perda, kita bicarakan dengan legislatif. Tentu payung hukum secara nasional akan kami sampaikan. Dari Provinsi Sumut akan memberikan surat kepada Pemerintah Pusat melalui Kementerian terkait, untuk menyampaikan suara teman-teman Ojol, aplikator, sehingga bisa mewakili semuanya,” lanjut Bobby.
Tuntutan selanjutnya adalah memberikan perlindungan dan keselamatan kepada para driver ojek online. Menurut Bobby, memberikan perlindungan dan keselamatan bagi driver online sangat penting.
Pemerintah, lanjut Bobby, terus berusaha untuk mengcover masyarakat agar mendapat perlindungan dari BPJS Kesehatan dan BPJS Ketenagakerjaan, baik tenaga kerja formal dan informal.
“Saya sangat setuju aplikator menyiapkan BPJS Kesehatan dan BPJS Ketenagakerjaan. Kita minta seluruh driver ditanggung BPJS-nya oleh aplikator,” pinta Bobby, ke sejumlah aplikator driver online, yang juga hadir dalam unjuk rasa tersebut.
Menurut Bobby, para driver tersebut sudah layak mendapatkan perlindungan kesehatan dan ketenagakerjaan, lantaran mereka mencari nafkah, sementara keluarga yang di rumah perlu ketenangan.
“Jangan sampai nanti ada lagi keluarga-keluarga kita masuk ke dalam kategori kemiskinan ekstrem, gara-gara yang cari nafkahnya berhalangan. Apakah kecelakaan, hingga tak bisa mencari nafkah. Minimal biaya kesehatannya terjamin,” kata Bobby.
Dari empat tuntutan yang diajukan para driver online tersebut, Bobby berharap ada yang dikabulkan oleh aplikator.
Seperti jaminan perlindungan dan kesehatan.
“Saya sebagai Gubernur Sumut minta satu saja Pak dari empat tuntutan, bisa Pak?” tanya Bobby ke sejumlah aplikator yang turut serta menghampiri para demonstran.
Bobby memberi waktu dua minggu bagi para aplikator, untuk berkoordinasi dengan pimpinannya, guna menyahuti tuntutan para pengunjukrasa. Selanjutnya akan dijadwalkan pertemuan bersama driver dan aplikator, terkait solusi terbaik atas tuntutan para driver Ojol.
Perwakilan pimpinan aplikator Fadil Pasaribu menyampaikan, pihaknya selalu membuka ruang diskusi untuk para mitra, termasuk payung hukum apa yang ditetapkan pemerintah. Terkait komisi, pihaknya mengikuti peraturan pemerintah bahwa tidak lebih dari 20%.
“Kita selalu terbuka, hitungannya sebenarnya sudah bisa dilihat dari notifikasi. Aspirasi dari teman-teman bisa ditampung dan membuka ruang diskusi,” katanya.
Begitupula dengan perwakilan pimpinan aplikator driver online lainnya, yang menyebutkan bahwa tuntutan dan aspirasi dari para pendemo akan disampaikan ke pusat. Mereka beralasan tidak bisa memutuskan kebijakan yang merupakan wewenang dari pusat. Mereka pun meminta waktu dua Minggu untuk menindaklanjuti apa saja yang menjadi tuntutan para pendemo. (ROM)