TAPUT II
Ephorus HKBP Pdt Victor Tinambunan meluncurkan sebuah buku berjudul “Merawat Ciptaan, Menghidupi Iman: Spiritualitas Gereja di Tengah Krisis Ekologi”, sebagai ungkapan keprihatinan akan kondisi krisis ekologis dan penolakan akan peristiwa kiamat prematur akibat kerusakan alam.
“Singkatnya, penulisan buku ini berangkat dari sebuah keprihatinan akan kondisi krisis secara global dan harapan agar semua elemen masyarakat termasuk gereja ikut terlibat dalam usaha melestarikan alam, secara khusus di Tapanuli Raya ini,” ungkap Pdt Victor Tinambunan, di tengah agenda peluncuran bukunya di Convention Hall, Perkampungan Pemuda Jetun Silangit Siborongborong Tapanuli Utara, Sabtu (27/9).
Ia mengatakan buku yang ditulisnya adalah buah dan pergumulan selama puluhan tahun, di mana sejak lama dirinya memiliki atensi mendalam akan keutuhan ciptaan yang lestari.
“Buku ini adalah disertasi gelar doktor saya yang dalam bahasa inggris dan kemudian diterjemahkan teman-teman. Dan, intinya berangkat dari krisis ekologis tingkat global yang disebabkan sisi komsumerisme, affluensa, penyakit kerakusan, dan lain hal,” katanya.
Menurutnya, HKBP sebenarnya dalam konteks ini sudah sejak awal memiliki kepedulian, meski harus lebih ditingkatkan agar lebih menyentuh tentang lingkungan hidup.
“Jangan sampai kita mengalami kiamat prematur. Makanya, semua komponen harus bergerak bersama karena secara global berdasarkan para pakar, terdapat 10 ancaman krisis ekologi, dimana poin teratas adalah ancaman perubahan iklim yang sudah mendekati malapetaka ekologis,” ucapnya.
Kata Ephorus HKBP, hari peluncuran buku yang dilaksanakan juga tidak terpisahkan pada perayaan hari ekologis HKBP yang ditetapkan pada Minggu, 28 September 2025.
Pesannya, setiap aparatur pengambil keputusan dan kebijakan yang memiliki kewenangan akan pelestarian lingkungan juga memiliki kepekaan, dan empati akan kondisi alam yang sudah tidak baik-baik saja.
Anggota DPR RI, Maruli Siahaan selaku penanggungjawab acara peluncuran buku mengaku bangga dan menyampaikan apresiasinya atas peluncuran buku dimaksud.
“Kita patut bangga, Ephorus HKBP yang kesehariannya sangat sibuk dalam pelayanan gereja mampu menyempatkan diri untuk menuliskan sebuah buku yang tentunya pasti akan sangat bermanfaat dalam menggerakkan upaya bersama atas pelestarian alam,” ujarnya.
Maruli yakin dan percaya bahwa buku yang ditulis Pdt Victor Tinambunan lahir dari keperihatinan akan kondisi ekologis yang terjadi sebagai tanda bahwa bumi ini sedang sakit.
Imbuh Maruli, buku yang diluncurkan tersebut menjadi refleksi mendalam tentang peran spiritualitas dalam menghadapi krisis ekologi yang semakin memprihatinkan, terutama di kawasan Danau Toba.
Agenda pelucuran buku turut dihadiri oleh Bupati Taput Jonius Taripar Parsaoran Hutabarat, Bupati Dairi Vickner Sinaga, Komisioner Pemantauan dan Penyelidikan Komnas HAM Saurlin Siagian, dan sejumlah tokoh lainnya, serta ratusan mahasiswa. (*/ROM)