Beredar kabar, peristiwa ini berawal dari dalam kelas saat korban mengisi pelajaran di kelas XII.
Korban menegur pelaku karena tidak menghiraukan pelajaran yang disampaikan korban.
Sampai beberapa kali ditegur, pelaku tetap tidak menghiraukan sehingga terjadi debat antara keduanya.
Setelah perdebatan terjadi, pelaku kemudian menganiaya korban.
guru kesenian itu mencoret pipi muridnya.
Kemudian, diduga lantaran tak puas dengan teguran sang guru, murid kelas XII IPS itu terlibat cekcok dan berkelahi di dalam kelas.
Tak berhenti sampai di situ, pelaku ternyata masih menyimpan dendam dan menunggu korban di luar sekolah.
Di sana, keduanya terlibat cekcok hingga korban dianiaya. Diduga korban terjatuh dan kepalanya terbentur batu.
Setelah dianiaya, Budi Cahyono sempat pulang dan mengeluh lehernya sakit.
Kabar mengejutkan datang tiba-tiba dari keluarga korban bahwa sampai di rumahnya korban tidak sadarkan diri.
Setelah itu, korban dibawa ke rumah sakit di Sampang.
Karena kondisinya semakin kritis, korban langsung dirujuk ke Surabaya.
Namun, korban tidak bisa diselamatkan akibat mati batang otak.
“Iya memang informasi itu benar ada penganiayaan yang menimpa seorang guru,” terang Kapolres Sampang, AKBP Budhi Wardiman, melalui Kapolsek Torjun, AKP Harifi Kahar, Jumat (1/2) malam kemarin.
Lebih lanjut Harifi menjelaskan, saat ini pihaknya masih mendalami kasus tersebut. Untuk memastikan kronologis penganiayaan yang menimpa seoarang tenaga pendidik itu, masih dilakukan penyelidikan. “Kita masih selidiki kasusnya,” singkatnya.
KORBAN HANYA DIGAJI RP 400 RIBU PER BULAN





