TARUTUNG II
Huria Kristen Batak Protestan ( HKBP) menyampaikan seruan kepada gereja untuk tidak menerima bantuan bencana dari individu, kelompok, maupun perusahaan yang terlibat dalam perusak lingkungan.
Hal ini sehubungan dengan berbagai bencana yang terjadi di wilayah Sumatra Utara, Aceh, dan Sumatra Barat.
“Sehubungan dengan itu, HKBP menyampaikan seruan moral untuk tidak menerima bantuan dari individu, kelompok, atau perusahaan/korporasi, termasuk PT Toba Pulp Lestari (TPL),” tulis Pendeta Victor Tinambunan dalam unggahan Instagram Kantor Pusat HKBP, Rabu (3/12/2025).
HKBP meminta pemerintah memberhentikan izin yang merusak ekologi dan melaksanakan hukum secara adil demi kelestarian lingkungan. Menurutnya, kerusakan alam bukanlah peristiwa alamiah melainkan juga akibat keserakahan dan eksploitasi.
“Kami menegaskan bahwa kerusakan alam bukanlah peristiwa alamiah semata, melainkan juga buah dari keserakahan, eksploitasi, dan praktik ekonomi yang merusak karya ciptaan Tuhan,” ujarnya.
HKBP juga menghimbau jemaat untuk selalu mendukung para korban bencana dengan hati tulus tanpa kehilangan moral dan kesaksian gereja. Dalam keterangannya, Victor turut menyampaikan rasa syukur atas bantuan yang diterima oleh HKBP.
“Dengan penuh syukur, kami menyampaikan terima kasih atas segala bentuk bantuan yang telah diterima melalui HKBP dari individu, kelompok, gereja-gereja, serta aras pelayanan HKBP di tingkat huria, resort, dan distrik.”
“Setiap uluran tangan adalah wujud nyata kasih Kristus bagi saudara-saudara kita yang sedang menderita,” tambahnya.
Ia menjelaskan gereja tidak berkompromi dengan kepentingan yang bertentangan dengan keadilan dan kelestarian alam. Mereka tegas melawan praktik perusakan lingkungan.
“Gereja tidak boleh berkompromi dengan kepentingan yang bertentangan dengan keadilan dan keutuhan ciptaan. HKBP harus tetap setia menjadi suara kenabian yang tegas melawan praktik yang merusak lingkungan dan kehidupan,” katanya.
Membantah
PT Toba Pulp Lestari Tbk (TPL), salah satu perusahaan yang disebut dalam seruan HKBP, membantah keras tuduhan bahwa kegiatan operasional mereka menjadi penyebab banjir dahsyat di Sumatra.
Manajemen TPL menegaskan bahwa tuduhan tersebut tidak berdasar dan tidak sesuai fakta di lapangan.
“Perseroan dengan tegas membantah tuduhan bahwa operasional menjadi penyebab bencana ekologi,” ucap Direktur sekaligus Corporate Secretary TPL, Anwar Lawden dalam keterangannya di keterbukaan informasi BEI, Rabu (3/12). (*/ROM)





