TANJUNG BALAI
Perjuangan yang dilalui Kapten Laut (PM) Marwansyah Damanik dipercaya menjabat Komandan Detasemen Polisi Militer Pangkalan TNI Angkatan Laut Tanjung Balai Asahan (Dandenpom Lanal TBA) tidaklah mudah melainkan cukup banyak perjuangan dilaluinya dengan tabah dan bermental baja karena berbagai terjangan dan cobaan yang begitu berat diatasi demi menggapai cita-cita.
Kapten Laut (PM) Marwansyah Damanik yang ditemui diruang kerjanya di Jalan Mesjid no.1 Kota Tanjung Balai pada Hari Selasa (22/9/2020) menceritakan kisah hidupnya mulai kecil hingga menjabat Dandenpom Lanal TBA.
Marwansyah dilahirkan orangtuanya didaerah Sijambi Batu III atau sekarang berubah menjadi Jalan Sudirman, Kecamatan Datuk Bandar, Kota Tanjung Balai pada tahun 1973 atau sekitar 47 tahun yang lalu. Marwansyah merupakan anak ke 9 dari 11 bersaudara. Ayah nya bekerja sebagai buruh di Pelabuhan Teluk Nibung atau PT. Dewata Mulya Raya, sedangkan Ibu nya sebagai Ibu Rumah Tangga (IRT). Untuk membantu menambah penghasilan sang suami demi kebutuhan keluarga, ibu nya menanam padi dan mencari daun nipah ke hutan untuk dijadikan usaha kerajinan.
Kondisi ekonomi orangtua nya yang susah maka Marwansyah harus rela berjalan kaki bersekolah di Sekolah Dasar (SD) Sijambi batu IV yang jarak tempuh 1 kilometer dari rumahnya dan hanya diberikan uang jajan sebesar Rp 10. Seiring berjalan nya waktu, Marwansyah harus seorang diri anak laki laki tinggal bersama orangtuanya karena Abang Abang nya sudah pergi merantau.
Pria akrab dipanggil Marwan itu harus ikut membantu orangtuanya ke sawah dan pergi ke hutan mencari daun Nipah yang harus ditempuh dengan cara menyeberangi sungai dan rawa bahkan berhadapan dengan bahaya binatang liar seperti Ular, Pacet, lintah dan kelabang atau kaki seribu di hutan demi kelangsungan hidup mereka sekeluarga. Daun nipah yang diambil dari hutan langsung dirakit ibu nya menjadi atap nipah untuk dijual. Akan tetapi atap nipah saat itu terkadang tidak laku dijual sehingga ibu nya terpaksa menjual ke pedagang atap nipah seharga Rp25,-.
Setelah tamat SD, Marwan melanjutkan ke Sekolah Menengah Pertama (SMP) Sijambi yang sekarang terletak jalan Anwar Idris atau Sei Dua. Hingga tamat SMP, sehari harinya Marwan juga harus berjalan kaki menempuh jarak berkisar 2 Km dari rumahnya dan setiap pulang sekolah juga tetap melakukan tugasnya membantu ibu mengambil daun nipah kedalam hutan dengan medan rawa berlumpur.
Saat melanjutkan pendidikan di Sekolah Menengah Atas (SMA) baru Marwan memilih di SMA Budi Darma Jalan Muslim atau sekarang di Jalan Fanili tepatnya depan Terminal Bus Rajawali yang tak jauh dari rumahnya. Sejak SMA Marwan memiliki hobby olah raga Volley dan sepak Bola bahkan bergabung club PSTS Junior Tanjung Balai di Stadion Asahan Sakti.
Pada Tahun 1992 Marwan tamat dari SMA dan memutuskan merantau ke Ibu Kota Jakarta dan tinggal bersama Abangnya yang seorang TNI AD Satuan Kopassus untuk melanjutkan kuliah. Namun ditengah jalan Marwan harus putus kuliah dan memilih mengambil kursus komputer dan kursus mengetik di Jalan Gajahmada, Jakarta Pusat. Begitupun tekad Marwan mengejar cita-cita terus dilakukannya dengan tetap bertaqwa kepada Tuhan, Berolah raga, serta Iringan doa kedua orang tua.
Tahun 1994 abangnya yang menjadi Prajurit TNI Angkatan Laut (AL) mengajak Marwan untuk mengikuti pelamaran/penerimaan personil TNI. Akan tetapi ibu nya melarang karena takut kalau anaknya masuk prajurit tidak akan pulang dan tinggal diperantauan orang sedangkan ayahnya mendukung karena sejak duluh ayah nya bercita cita menjadi prajurit tetapi tidak disetujui orangtuanya (Kakek dan Nenek-Red).
Marwan tetap nekat mencoba pelamaran Sekolah Calon Bintara (Secaba) di Lantamal I Belawan kemudian berhasil lulus mendapat rengking ke Tujuh dari 34 siswa dan diberangkat ke Malang untuk melakukan Pantohir berlanjut ke pendidikan dasar di Surabaya, hingga pembagian jurusan.
Saat itu Brigjen I Gede Putu Sukarja menyanyakannya mau mengambil jurusan apa kemudian Marwan memilih menjadi prajurit Marinir. Brigjen I Gede Putu pun mendukung nya menjadi prajurit Marinir sehingga Marwan menjalani pendidikan dasar, yang terlatak Dikawah Candra Dimuka Korps Marinir daerah Surabaya, persisnya jalan Gunung Sari Jawa Timur selama tiga bulan.
Pertama penugasannya, Marinir dipercaya sebagai Komandan Regu (Danru) di Batalyon Provst Resimen Bantuan Tempur II Provost Bintara Muda Ton I KC sekarang disebut Yon Pommar daerah Surabaya. Tahun 1997, Marwan berpangkat Serda dimutasi ke Jakarta tepatnya Dinas Provost Korps Marinir. Marwan ditugaskan pimpinan nya mengkawal Soeharto Presiden RI Pertama melakukan Panin Raya didaerah Cilengsi Bogor, akan tetapi saat pulang mereka dihadang Mahasiswa yang melakukan pembakaran ban ditengah dijalan mulai jalan Rawa Mangun hingga Cempaka Putih.
Sekitar dua hingga tiga hari, Marwan berhasil melaksanakan tugas nya mengamankan Presiden dari aksi unjuk rasa besar besaran para mahasiswa tersebut. Namun kerusuhan besar terjadi pada bulan Juli Tahun 1998, Seluruh Personil TNI AL termasuk Marwan harus keluar dari sarangnya untuk melakukan pengamanan dan saat itu juga, kita mengetahui bahwa lengsernya Pak Harto sebagai Presiden RI.
Masih masih bertugas di Dis Pommar berpangkat Bintara, Marwan banyak mengikuti kursus serta besic, pendidikan lain termasuk sekolah Provost sebagai salah satu syarat untuk mengikuti Pendidikan Perwira dengan sebutan Pendidikan Sekolah Calon Perwira (Secapa). Saat itu lah Marwan bertemu dengan seorang putri dari Surabaya yang tak lain isterinya bernama Suprapti kemudian menikah dan dikaruniai tiga orang anak yakni satu orang putra dan dua orang putri.
Tahun 2009 Marwan berpangkat Sersan Mayor (Serma) dan mencoba Secapa atau dulunya sebutan Pendidikan Pembentukan Perwira Angkatan Laut (Dik Tuk Pa AL). Marwan pun berhasil lulus dan dilantik menjadi pangkat Lenan Dua (Letda) tahun 2010 sesuai Keputusan Presiden (Kepres) yang dilantik Kepala Staf Angkatan Laut (Kasal).
Marwan pun ditugaskan dengan pangkat Perwira (Latda) di Korps Marinir, yaitu Batalyon Provost Marinir II (Yon Prov Mar II) Jakarta dengan jabatan Danton II Kompi C Batalyon Provost II Marinir, Resimen Bantuan Tempur (Menbanpur) Korps Marinir. Selang dua tahun kemudian tepatnya tahun 2012 Marwan dimutasi menjabat Perwira Urusan Penyidik (Paur Idik) di Detasemen Provost Pasukan Marinir II (Den Prov Pas Mar II) yang terletak dijalan Kuini II No 6 Jakarta Pusat.
Begitupun Marwan tetap tak henti hentinya mengikuti kursus dan sekolah lainnya, termasuk Tahun 2016 Marwan mengikuti seleksi Pendidikan Spesial Perwira Polisi Militer (Dik Spespa Pomal) di Kobang Dikal Surabaya selama 6 bulan dan berhasil lulus. Lalu tahun 2016 Marawan diberikan jabatan Komandan Detasemen Polisi Militer Pangkatan Angkatan Laut (Dan Denpom Lanal) Semeluh Aceh. Selang dua tahun menjabat tepatnya tahun 2018 Marwan diberikan pimpinannya kepercayaan dan amanah untuk menjabat Dan Denpom Lanal TBA yang meruipakan tanah kelahirannya.
Kepercayaan dan amanah jabatan yang diberikan pimpinan nya selama ini menurut Marwan tidaklah semudah membalikkan telapak tangan melainkan harus tetap berusaha karena sebagai seorang prajurit yang diamanahkan itu harus memenuhi unsur, termasuk Disiplin, Loyalitas dan Patuh kepada pimpinan serta tetap berdoa. Selama mengemban tugas sebagai Prajurit Militer, Marwan mempunyai semboyan yaitu Utamakan Tugas diatas segalanya, Taat pada Hukum dan Peraturan yang berdasarkan undang-undang, serta objektif dalam menyelesaikan masalah, Enggan berbuat cela, disiplin dan selalu yakin dengan kemampuan, Bersikap Arif santun dan bijaksana serta Selalu menjadi suri tauladan serta rela berkorban demi Nusa dan Bangsa
Untuk itu, Marwan berpesan kepada kaum Millenial, “Jangan terlena dengan Tehnologi, sehingga lupa dengan jati diri. Mari bangkitkan performa kita dengan cara lebih mendekatkan diri kepada Tuhan, Patuhlah kepada kedua orang tua yang mengaliri doa dan restu, serta rajin berolahraga. Semua itu demi mencapai cita-cita dan keinginan yang kita raih/impikan, Ucap Danden Pomal Lanal TBA Kapten Laut (PM) Marwansyah Damanik menutup.
Penulis : Irawan
Editor : Freddy Siahaan





