MEDAN
Puluhan massa tergabung dalam Perhimpunan Mahasiswa Samosir (Permasi) mengelar aksi demontrasi di halaman depan Markas Kepolisian Daerah Sumatra Utara (Mapolda Sumut) pada hari abu (29/3).
Aksi massa ini untuk menuntut agar kasus kematian Bripka Arfan Saragih dapat diusut tuntas.
Dalam aksinya saat itu massa membawa spanduk putih yang bertuliskan “Usut tuntas kematian Arfan Saragih dan nonaktifkan Kapolres Samosir,” demikian isi spanduk tersebut.
Tak hanya itu, massa juga membawa sejumlah foto almarhum Bripka Arfan Saragih dan menyalakan lilin.
Dalam orasinya, Koordinator Aksi Sirdo Sagala menyatakan bahwa mereka mendesak polisi agar mengusut tuntas kematian Bripka Arfan Saragih.
“Segera ungkap dalang dalam kasus terjadinya penggelapan pajak kendaraan secara terang benderang di Samosir ,” ujarnya.
Massa juga meminta Polda Sumut untuk menonaktifkan Kapolres Samosir, AKBP Yogie Hardiman selama proses penyelidikan berjalan serta mendesak Kapolri untuk membentuk tim.
“Kami meminta Kapolri segera membentuk tim khusus untuk mengungkap kasus ini. Segera laksanakan autopsi ulang, dan segera bentuk tim IT independen,” tegasnya.
Sekedar mengingatkan sebelumnya, Bripka Arfan Saragih ditemukan terkapar tak bernyawa di tebing curam Dusun Simullop, Desa Siogung Ogung, Kecamatan Pangururan, Kabupaten Samosir oleh sesama rekan polisinya pada 6 Februari 2023 lalu.
Polres Samosir yang bekerjasama tim ahli digital dan forensik menyebutkan jika Bripka Arfan Saraih tewas karena meminum racun sianida. Hal ini dari ditemukannya botol minuman soda warna keruh yang diduga telah dicampur dengan sianida dan juga ada botol diduga berisi serbuk racun di dekat jenazahnya.
Namun hal ini tidak diterima oleh keluarga dan membuat laporan ke Polda Sumut terkait janggalnya kematian Bripka Arfan Saragih. (ROM)