Oleh : Novriani Tambunan (180902054) Mahasiswi Ilmu Kesejahteraan Sosial FISIP USU (Angkatan 2018)
Praktik Kerja Lapangan atau yang lebih dikenal dengan istilah PKL merupakan sebuah wadah mahasiswa dalam mengaplikasikan ilmu pengetahuan yang didapat selama di dunia perkuliahan sekaligus menjadi bekal mempersiapkan dunia kerja.
Novriani Tambunan, seorang mahasiswi Kesejahteraan Sosial FISIP USU dengan Supervisor sekolah, Ibu Malida Putri, S.Sos., M.Kesos, melaksanakan PKL kurang lebih tiga bulan, terhitung sejak Senin (13/11/2021) dan selesai Jumat (10/12/2021) di Dinas Sosial Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Dinsos P3A) Kota Siantar, Dahlia No. 4, Kelurahan Simarito, Kecamatan Siantar Barat, Sumut.
Intensitas waktu dan pelaksanaan praktikum menyesuaikan kebijakan dari instansi dengan tidak lupa menaati protokol kesehatan. Praktikan, sebut saja Novri, mengawali PKL dengan observasi dilanjut berkenalan dengan Kasubbag, Subbag dan para staf di Kantor itu. Kemudian praktikan ditempatkan di bagian Perlindungan Anak (PA) yang langsung disupervisori Kabid PA, Bapak Sarmadan Saragih, S.Sos
Kegiatan praktikan di Bulan September dimulai dengan membantu staff PA dalam verifikasi data kasus-kasus anak di Siantar di ruang PA. Di sela-sela praktikan, sesekali ikut ngobrol dan diskusi tentang program dan kegiatan tentang anak termasuk adanya rencana pengembangan Kota Layak Anak di Kota Siantar.
Tidak hanya di bagian PA, praktikan juga turut ambil bagian di SIK-NG terhitung mulai bulan Oktober. Adapun kegiatannya yakni meninjau kelengkapan berkas-berkas warga yang masuk dalam hal pengurusan Kartu Indonesia Pintar (KIP), Kartu Indonesia Sehat (KIS) dan turut membantuproses input data DTKS. Tak hanya itu, praktikan juga ikut pendampingan bersama Korda Bansos (Bantuan sosial) dalam hal koordinasi data Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) ke bank HIMBARA.
Masih di bulan yang sama, praktikan juga mengikuti kegiatan PKL dengan diajak Bidang Sosial untuk turut hadir di Kegiatan Musyarawarah Kelurahan (Muskel) diinisiasi oleh Dinsos P3A Siantar. Praktikan terjun bersama rekan mahasiswa PKL lainnya di 2 kelurahan, yakni Muskel di Kelurahan Nagahuta dan Marihat Jaya. Di bulan November- Desember, kegiatan praktikan tetap berlanjut dengan schedule tugas piket di ruangan pengaduan didampingi oleh seorang TKSK. Disini, praktikan ambil bagian melayani masyarakat. Di lain kesempatan, paktikan juga ikut dalam kegiatan lain yakni penyaluran KKS (Kartu Keluarga Sejahtera) di Kantor Camat Simarimbun Kota Siantar.
Praktikan juga memiliki project yakni pembuatan poster yang ditempel tepat di front office (ruang pertama), yakni ruang pengaduan yang biasa dilalu-lalang oleh warga yang akan mengurus keperluannya di Dinsos. Praktikan mengambil tema tentang pekerja sosial setelah sebelumnya berkoordinasi terlebih dahulu dengan Kasubbag, Ibu Fatma dan Pekerja Sosial di tempat praktikum ini yakni Kak Nova Sipayung tentang pembuatan dan penempelan poster tersebut. Harapannya, siapa dan apa profesi pekerja sosial dapat tersosialisasikan ke masyarakat melalui media poster tersebut.
Praktikan menggunakan level Mezzo yakni intervensi Group Work atau kelompok (Berdasarkan teori Zastrow, 2004:50-54), sebagai laporan praktikan di mata kuliah PKL ini yang dibingkai nama “Mini Project”. Intervensi berlangsung sejak awal Oktober sampai November yang dilaksanakan di sela-sela jadwal Praktikum. Adapun tahapan-tahapan intervensinya sebagai berikut.
Tahap 1: Intake
Pada tahap ini, mulai membuka relasi antara Novri dengan klien, yakni lima orang anak Sekolah Kejuruan sedang praktikum juga di instansi yang sama. Dimulai sesi perkenalan satu sama lain, lalu mulai membuka diri berbincang satu sama lain dan dilanjut mengungkapkan kendala atau masalah masing-masing. Disini praktikan mulai mendapat rapport yang baik dari anggota dengan bersedia memberikan pelayanan dan menyediakan sistem sumber setelah sebelumnya memperoleh kepercayaan dan persetujuan dari klien untuk membantu penyelesaian permasalahan mereka.
Tahap 2: Assesment dan Perencanaan Intervensi
* Assesment. Assesment merupakan bagian dalam pengungkapan dan pemahaman masalah melalui data serta informasi yang dikumpulkan. Metode digunakan adalah metode Delphi dengan tools kuesioner untuk membantu pengidentifikasian masalah, kebutuhan serta potensi mereka. Novri mulai membagikan kuesioner pertama dan kedua jenis terbuka. Lalu Novri mulai mengembangkan kuesioner kedua berdasarkhan jawaban telah ditampung sebelumnya.
Dari hasil sortir kuesioner (skala 1-10), analisis akhir melihat bahwa kategori kendala utama mereka adalah jenuh dalam menjalani praktikum dikarenakan aktivitas yang bersifat monoton di dalam kantor serta kerisauan mereka akan perlunya pengembangan diri ke depannya saat nanti selesai PKL (masing-masing kendala bernilai 10).
* Perencanaan. Perencanaan pemberian layanan disusun berdasarkan hasil assessment. Berdasarkan teori kelompok edukasi menurut Zastrow (2006) dimana tujuan utamanya adalah membantu anggota kelompok mempunyai pengetahuan dan mempelajari keahlian tertentu, saya memutuskan membuat program, yakni: Menetapkan program prioritas yakni mengadakan cooking classs dengan harapan dapat menambah skill dan memperdalam wawasan mereka tentang makanan ekonomis dan higienis, terbangunnya soft skill yang baru (program atas dasar kesamaan hobi anggota kelompok) serta menginisiasi kegiatan klien selama di tempat PKL dengan sesi konseling dan icebreaker exercise atau permainan meningkatkan kekompakan dan kerja sama (dilakukan di sela2 break praktikum).
Tahap 3: Penyeleksian Anggota
Pada tahap ini diputuskan siapa yang akan dilibatkan untuk bergabung sebagai anggota kelompok. Adanya kesamaan hobi, latar belakang serta jenis kelamin (sama-sama-perempuan) serta memiliki problem yang sama memudahkan Novri dalam menyusun strategi intervensi. Jadi, semua anggota diputuskan untuk ikut dalam Mini Project Novri.
Tahap 4: Pengembangan Kelompok
Program dan kegiatan mulai dijalankan dan mulai memfasilitasi anggota dalam kelompok untuk berkembang dan mencapai perubahan dan tujuan sosial serta manfaat yang dikehendaki. Menurut teori Self Awarness (Adams, 2008) perlunya membangun hubungan inter-personal yang baik dengan orang lain, memahami diri serta mempersiapkan tujuan hidup dan karier dengan tepat.
Tahap pengembangan kelompok ini dimulai dengan sesi konseling/diskusi. Novri (sebagai educator/tutor) beserta anggota kelompok saling bertukar cerita dan pengalaman secara jujur dan terbuka sehingga akhirnya mereka mulai termotivasi meningkatkan kemampuan dan mau berpartisipasi ke program selanjutnya. Tahapan konseling dan diskusi serta pemberian materi pengenalan tentang CV (dokumen lamaran kerja). Pengetahuan tentang pembuatan CV tentunya berguna semisal nanti dibutuhkan dalam berkas lamaran kerja. Selain itu, tak lupa setiap kegiatan diselingi dengan icebreaker/games untuk sekedar refreshing dan memacu kepercayaan diri serta semangat kerja dalam praktikum mereka.
Kegiatan selanjutnya yakni pelatihan “Cooking Cake” dengan berperan sebagai broker yang menghubungkan ke sistem sumber, yakni mengajak seorang tutor guna membantu Novri dalam mengedukasi para peserta (anggota kelompok) membuat kue yang praktis, ekonomis dan higienis. Disinilah pentingnya menjalin kerja sama dengan profesional untuk meningkatkan proses transfer pengetahuan dan keahlian anggota kelompok.
Novri pun bersama tutor dan para anggota kelompok mulai menyiapkan berbagai bahan dan mulai belajar membuat berbagai jenis kue seperti Kue Tiramisu, Bolu Tape/Panggang, Bolu Nanas, Bolu Pisang Panggang dan jenis kue lainnya. Disini para peserta diuji mengenali jenis bahan terlebih dahulu, lalu dilanjut membuat adonan secara bergantian. Kemudian para anggota kelompok mulai memilih jenis kue yang ingin dicoba untuk dilatih sendiri dalam membuatnya tentunya dengan ketentuan durasi dari Novri agar kegiatan ini lebih tertantang. Kegiatan ini dilakukan dengan menjalin kerja sama dengan Pelatihan Home Industry yang ada di tempat praktikum.
Dampak. Dari hasil dampingan dan pengamatan, para peserta telah mengenal dan mengetahui tentang apa itu CV dan dibuktikan membuat format CV yang tentunya diawali tampilan yang masih sederhana tapi menarik dan juga didapati para anggota hampir sebagian sudah mampu mengenali jenis-jenis bahan dengan baik serta proses pembuatan cake yang praktis, ekonomis, dan higienis.
Selain itu, terbangunnya rasa percaya diri, adanya kerja sama tim yang baik serta semakin meningkatnya motivasi peserta dalam meningkatkan kemampuan diri dengan berlatih sendiri di rumah masing-masing dan mulai membuat progress baru dengan rencana bergabung ke sebuah LKP di Siantar dalam pengembangan keterampilan ini ke depannya, dan ini semua sesuai teori Maslow (1978) tentang ” becoming more adequate person“, yakni adanya manfaat dalam mempelajari pengembangan diri dengan memanfaatkan potensi dari diri masing-masing.

Tahap 5: Evaluasi dan Terminasi
Kelsey dan Hearne (1963:259) mengatakan tujuan dari pelaksanaan evaluasi program yakni: “Sebagai penunjuk seberapa jauh kemajuan yang diperoleh akibat pelaksanaan program, menunjukkan apakah program sesuai atau tidak, menunjukkan efektivitas program, membantu menemukan titik lemah pelaksanaan program, sebagai arah keterampilan dan kerja sama dengan potensi sekitar”.
Berdasarkan hasil monitoring proses intervensi, didapati kue buatan para peserta memiliki rasa yang pas dan enak walau kadang diwaktu proses belajar, peserta masih memiliki kesulitan menentukan takaran yang pas di setiap pengolahan bahan. Dalam hal ini perlu dilakukan pelatihan dan pendampingan lagi untuk para anggota kelompok benar-benar memiliki keterampilan memasak, misal dalam hal pembuatan cake ataupun jenis makanan lainnya, agar ke depannya termotivasi dalam berproduksi juga menjadi bekal jika ketika lulus nanti ingin berkarya di industri kuliner.
Seperti yang kita tahu, bahwa dunia kuliner adalah wadah menangkap peluang karena prospek kerja dan peluang income yang cukup menjanjikan terutama bagi anak lulusan sekolah kejuruan. Dengan bergabung di Lembaga Kursus Pelatihan adalah sebuah solusi untuk pemberdayaan anggota kelompok lebih lanjut. Berdasarkan informasi yang praktikan dapat, di Kota Siantar terdapat sebuah Lembaga Kursus Pelatihan bernama LKP Triguna Siantar yang membantu memfasilitasi pelatihan memasak bagi anak sekolah kejuruan yang tertarik belajar memasak, dan kabar bahagianya kursus di tempat ini tidak berbayar alias gratis. Para peserta akan mendapat bimbingan secara intensif selama 40 hari dan diharapkan nantinya dapat membuka peluang dalam berwirausaha sendiri.
Novri melihat kegiatan sudah direalisasikan serta tujuan yang diharapkan sudah tercapai, sehingga pemutusan hubungan secara formal dengan klien akhirnya dilakukan bersamaan dengan jadwal praktikum Novri yang telah berakhir. Walau begitu, Novri tetap melakukan kontak dan pertemuan semisal masih dibutuhkan karena kebetulan masih tinggal di daerah yang sama dengan anggota kelompok. Akhirnya, Novri dan klien pun saling mengucapkan terima kasih atas dedikasi dalam mini project kali ini.
Di sesi perpisahan dengan instansi, praktikan pun mengucapkan terimakasih banyak atas kesediaan Kepala Dinas beserta seluruh subbag dan staf Dinas Sosial P3A Siantar dilanjut dengan penyerahan plakat dan sesi foto bersama. Praktikan juga hanturkan terima kasih yang banyak kepada Dosen pengampu Mata Kuliah PKL 2, Bapak Fajar Utama Ritonga S.Sos., M.Kesos atas segala bimbingannya dalam Mata Kuliah PKL 2 ini.

Demikianlah rangkaian kegiatan Praktik Kerja Lapangan praktikan. Tetap semangat untuk teman-teman mahasiswa dimanapun berada dan kapanpun terlepas saat pandemi ini ataupun setelahnya, sebagai agen pembawa perubahan di tengah-tengah masyarakat. VIVA KESSOS!
Editor : Freddy Siahaan