USIANYA masih 16 tahun, namun beban hidupnya melebihi orang dewasa, bahkan lebih menyakitkan.
Adalah G, inisial gadis malang itu. Dia menjadi korban pencabulan selama 8 tahun.
Aksi cabul itu dilakukan oleh orang tua kandungnya sendiri.
Saat ditemui di save house Yayasan Nandiya Nusantara Kalbar, kawasan Jalan Dr Wahidin, G membeberkan alasan dirinya melaporkan orangtuanya.
Menggunakan pakaian kembang terusan berwarna biru motif bunga, dengan kulit sawo matang dan berambut tak terlalu panjang, mata G (16) agak cekung dan tampak ada kantong mata seperti bekas menangis.
Ia pun tampak sering melamun, dengan mata pandangan kosong.
“Takut adik saya, S (9) bernasib sama, karena pernah dekat-dekat dengan bapak,” ujarnya singkat saat membeberkan alasan ia melaporkan orang tua kandungnya, Sabtu (4/11) kemarin.
Ia pun menceritakan, saat pertama kali digerayangi orang tuanya, Hermanto (42).
Saat itu, atau sekitar 8 tahun yang lalu, ia disuruh tidur dikamar bapaknya, namun saat tidur lelap, ia ditindih dan digerayangi.
“Mama dan bapak saat itu pisah kamar,”
katanya.
Saat disetubuhi, ia pun diperintahkan bapaknya tersebut untuk jangan bergerak dan diam.
“Dari samping langsung ditindih, dengan posisi bapak tidak menggunakan baju, dipeluk ‘langsung masuk’ dan merasakan sakit berhari-hari,” tuturnya.
Semenjak hari itu, mulai rutin setiap bulan ia pun harus melayani kemauan bejat bapaknya tersebut.
Bahkan, hari Kamis pekan lalu G pun mengaku dipaksa bapaknya untuk melakukan persetubuhan.
“Usai melakukan diberikan uang jajan, diberi uang Rp 5-10 ribu. Biasa dilakukan subuh, dan tidur siang pulang sekolah,” katanya.
Hal mengerikan yang menimpa dirinya tersebut, enggan dibeberkan dengan ibunya, sampai dengan adik-adiknya minggat dari rumah beserta ibunya.
Walaupun bapaknya tersebut berkelakuan bejat, ia tetap mengaku sayang dengan orang tua kandungnya itu.
Untuk biaya sekolah, ternyata pun tak murni dari orang tua kandungnya tersebut, namun juga dari orangtua ibunya.
“Yang menyekolahkan itu kakek, adiknya nenek,” ujarnya.
Sampai dengan ditemui, G (16) pun mengaku masih mengkhawatirkan bapaknya, bahkan ia pun sampai dengan menangis menitikkan air mata.
Saat ditanya apakah tidak mengapa bapaknya dikantor polisi, ia pun hanya mengangguk.