MEDAN
Seorang imigran atau pengungsi asal Negara Afganistan bernama Ahmad Shah (22) melakukan aksi bakar diri di depan kantor UNHCR di Gedung CIMB Niaga, Jalan Imam Bonjol pada Selasa (30/11/2021).
Bahkan ,saat itu Ahmad Shah tersebut berusaha memasuki area gedung, tapi berhasil digagalkan petugas securiti gedung. Saat ini Ahmad Shah sedang menjalani perawatan di Rumah Sakit (RS) Siloam Dirga, Medan.
Seorang saksi mata yang juga sekuriti gedung, Semiaro Waruwu mengatakan sudah melihat Ahmad Shah bersama beberapa rekannya berdiri tidak jauh dari pintu masuk gedung. Saat itu dia sudah mencium bau bensin dari seseorang yang mengenakan kaos lengan panjang jenis hoodie (Ahmad Shah-red).
Ia pun langsung berkoordinasi dengan komandan regu (Danru) karena ada orang yang mau bakar diri dan mengambil gas pemadam itu dari dalam gedung. Lalu Ia bersama rekan nya berusaha mencegah Ahmad Shah tersebut. Namun sekejap, Ahmad Shah itu langsung membakar dirinya sendiri.
“Dia (Ahmad Shah-red) bawa mancis di tangan kanan dan kirinya. kemudian Api marak, dia teriak-teriak, kami semprot pakai gas pemadam. Setelah itu rekan-rekan pengungsi itu bawa ke rumah sakit,” kata Semiaro.
Zuma, sesama rekan Ahmad Shah membenarkan rekannya Ahmad Shah bakar diri di depan kantor UNHCR karena Ahmad Shah mengaku mengalami depresi, stres dan sakit jiwanya selama lima tahun berada di penampungan.
“Dia berulang kali minta sama IOM dan UNHCR tolong perhatikan, tapi sama sekali tidak didengar. Akhirnya dia tidak sabar lagi dan datang ke sini membakar diri,”ujar Zuma.
Dijelaskannya, kondisi Ahmad Shah itu terluka bakar di bagian wajah, tangan dan punggungnya. Sebelum naik ke atas, tepat didepan pintu gedung UNHCR, Ahmad Shah sudah menyiram badannya dengan minyak dan membawa dua korek api.
“Kawan saya usahakan yang terbaik untuk tangkap dia, tapi tidak berhasil sukses. Pas sudah dekat, api membesar. Apinya sudah dimatikan sama sekuriti yang bawa alat itu,” ujar Zuma.
Menurutnya, Ahmad Shah mengalami luka bakar hingga harus dibawa ke RS Siloam, hanya saja rekan-rekannya tidak diperbolehkan masuk. “Kami meminta tolong kepada pemerintah Indonesia, termasuk IOM untuk mencari solusi terbaik bagi pengungsi asal Afganistan di semua kota di Indonesia,”pintanya.
Penulis : ROM
Editor : Freddy Siahaan