BINJAI
Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) Republik Indonesia, I Gusti Ayu Bintang Darmawati S.E, M.Si, turun ke Sumatera Utara (Sumut) tepatnya di Binjai, Jumat (6/1).
Ia hadir untuk melihat langsung kondisi anak usia 12 tahun yang hamil 8 bulan yang viral diakun media sosial ( medsos) dari Langkat yang diasuh salah satu keluarga di Binjai.
Dikatakan, I Gusti Ayu bahwa pihaknya melalui Pemkab Langkat dan Pemko Binjai serta Pemprovsu, sepakat akan memberikan pendampingan yang terbaik buat korban.
“Kita sudah sepakati bersama, kebetulan di sini ada dua daerah yaitu Kabupaten Langkat dan Kota Binjai serta Provinsi Sumatera Utara, akan memberikan pendampingan yang sebaiknya,” ucapnya seraya menekankan agar pihak kepolisian segera menindaklanjuti persoalan tersebut.
“Untuk Kanit PPA Kabupaten Langkat tentunya segera menindaklanjuti kasus ini,” sambungnya.
Sedangkan untuk korban, lanjut Menteri PPPA, untuk sementara waktu akan tinggal di Rumah Bapak Doni (pemilik perkebunan tempat orangtua korban bekerja) karena lebih aman dan nyaman buat korban.
“Karena selama ini bersama keluarga pak Doni, mungkin untuk sementara waktu ini korban biar bersama mereka,” ucapnya.
“Sembari menunggu proses pendekatan sampai nanti kita bawa ke tempat atau rumah yang aman, korban untuk sementara waktu akan tinggal bersama dengan keluarga Pak Doni,” sambung I Gusti Ayu Bintang Darmawati, seraya mengatakan bahwa hal tersebut sudah disepakati dengan Pemprovsu.
Lebih lanjut dikatakan I Gusti Ayu Bintang Darmawati berbagai pertimbangan pun menjadi alasan agar korban diberikan tempat yang layak dan aman.
“Karena dia (korban) masih usia anak, tentu korban masih belum bisa mengurus dirinya dan tentunya akan dilakukan pendampingan terbaik,” pungkasnya.
Sambung, I Gusti Ayu Bintang Darmawati, dalam waktu dekat ini, korban akan dibawa ke rumah yang aman. Sedangkan untuk prosesnya hukumnya, juga akan segera ditindaklanjuti.
“Rencananya minggu depan korban akan dibawa. Setelah proses itu, kita lakukan proses selanjutnya yaitu pemulihan dan dikembalikan ke orangtuanya agar korban dapat meneruskan pendidikannya,” katanya.
Dari data yang berhasil dirangkum awak media dari berbagai sumber, korban yang diketahui masih berusia 12 tahun, sudah hamil sekitar 8 bulan karena menjadi korban pelecehan seksual.
Namun karena kondisi yang dihadapinya, korban yang diketahui masih duduk di bangku Sekolah Dasar (Kelas VI) akhirnya harus putus sekolah.
Menurut Henny Kristiani Zega, seorang warga yang kini merawatnya, keluarga korban selama ini diketahui bekerja disebuah perkebunan miliknya. Karena hamil, keluarga korban pun sempat diusir oleh warga sekitar dari tempat tinggalnya yang berada di sekitar perkebunan tersebut.
Henny warga Binjai yang bertempat tinggal di Kelurahan Limau Mungkur pun langsung berinisiatif untuk memindahkan korban beserta keluarganya ke perkebunan miliknya yang lain. Usai pindah, barulah diketahui bahwa anak tersebut merupakan korban pelecehan seksual setelah seorang mandor perkebunan menceritakan kejadian sebenarnya kepada suami Henny.
Hal itu diperkuat dengan cerita orangtua korban kepada suami Henny, sembari meminta agar bersedia merawat anaknya.
Usai mendapat restu dari orangtuanya, pada 25 Desember 2022 lalu, akhirnya Henny Kristiani Zega bersama sang suami menjemput korban yang saat itu dikabarkan sudah hamil sekitar 6-7 bulan.
Soal kehamilan korban, Henny menceritakan bahwa pertama kali diketahui dari gurunya yang melihat ada perubahan fisik dan tingkah laku dari tubuh korban, terutama cara berjalannya yang terlihat berbeda dari biasanya.
Kejanggalan itu pun disampaikan kepada orangtua korban yang langsung memeriksakannya ke bidan terdekat sehingga diketahui hamil. Bidan mengatakan bahwa usia kehamilan korban sudah sekitar 8 bulan dan sesuai anjuran dokter, pada akhir Januari ini akan menjalani operasi sesar. Sebab akan banyak resiko bila korban melahirkan secara normal.
Pun begitu, kondisi psikologis korban saat ini terlihat membaik. Hal itu terlihat dengan kesehariannya yang bermain main dengan teman sebayanya dan tidak terlihat depresi.
Kasus ini juga menjadi viral setelah warga menceritakan kejadian itu melalui media sosial (medsos) Tik tok. Isu yang berkembang, pelaku pencabulan adalah abang korban. (ROM)