MEDAN
Padli Koto, warga B Lingkungan 9, Pulau Sicanang, Medan Belawan terkapar ditembak.
Dengan kondisi bersimbah darah berupaya mencari pertolongan medis, Selasa (9/8/2022).
Namun karena kekurangan biaya harus berpindah rumah sakit hingga akhirnya RS Bhayangkara Tingkat II Medan.
Dirumah sakit tersebut, Padli akhirnya dapat ditangani tim medis.Sayangnya, Padli saat itu tidak diperbolehkan keluar dari rumah sakit sampai menunggu adanya petugas kepolisian untuk diminta keterangan.
Dwi Ngai Sinaga, SH dan Bennri Pakpahan,SH sangat menyanyangkan akan hal tersebut, seharusnya hal tersebut tidak dilakukan pihak rumah sakit tersebut.
Kepada wartawan, Dwi Ngai Sinaga menceritakan kronologis kejadian tersebut sebelum terkapar ditembak, Padli Kota tengah beraktivitas seperti biasa.
Namun di permukiman warga terjadi bentrok antara kubu organisasi kemasyarakatan pemuda (OKP).
“Kalau kami amati, penyerangan ini bermula dari laporan kami. Kami waktu itu ada buat laporan tanggal 8, tentang pengerusakan yang dilakukan oleh oknum ormas,” kata Dwi kepada wartawan, Selasa (9/8/2022).
Ia mengatakan, sehari setelah membuat laporan, kemudian ratusan orang yang diketahui merupakan OKP datang ke lokasi dan melakukan penyerangan.
” Jam tiga pagi diserang, hampir 100 lebih. Itu Gang Buntu diserang,” sebutnya.
Dwi menjelaskan, saat keributan terjadi, tiba-tiba sejumlah personel kepolisian datang ke lokasi.
“Datanglah polisi pakai trail, bawa laras panjang dan gas air mata,” ungkapnya.
Dikatakannya, saat itu ada seorang warga mau dibawa oleh polisi, tapi dihalau oleh Padli Koto.
“Selang beberapa lama, jadi korban (warga) ini di jemput sama polisi, otomatis adiknya (Padli) tidak terima,” katanya.
Lebih lanjut, Dwi menyebutkan saat melakukan penghalangan terhadap petugas yang mau membawa warga itu, Padli langsung mendapatkan tembakan yang mengenai bagian paha sebelah kirinya.
Dwi mengungkapkan, di lokasi pihaknya menemukan sejumlah selongsong peluru yang diduga dari senjata personel kepolisian. Selongsong peluru ini ditemukan tepat di depan rumah korban.
“Ini ada delapan selongsong peluru dari TKP. Apakah ini prosedur penanganan apabila ada bentrok. Apakah ini pakai peluru tajam ini akan kita buat laporan,” ucapnya.
“Ditembak dari jarak dekat 3 sampai 5 meter. Jadi ini laras panjang, diberondong ini secara membabi buta kita lihat,” sambungnya.
Ia mengatakan, setelah kejadian ini pihaknya berencana akan melaporkan insiden dugaan penembakan tersebut ke Propam Polda Sumut.
“Kita harus tegas, kita akan buat laporan jangan digiring opini ini bentrok. Ini penyerangan, kita akan buat laporan terkait penembakan ini ke Propam,” pungkasnya.
Penulis : ROM
Editor : Freddy Siahaan