MEDAN II
Amang jaksa bapak hakim
Andigan dope au asa disidang
Nunga tolu bulan au dibagas kamar on
Tung so marnaro surat panggilan
Sepenggal lirik dari hits Batak ” Kamar 13″ sangat populer diera tahun 1990 an hingga memasuki tahun 2010.
Namun memasuki awal tahun 2025, sang maestro Jack Marpaung, dikabarkan meninggal dunia, Minggu (5/1/2025).
Maestro musik Batak yang lahir di Porsea, Toba, pada 14 April 1948 ini telah berpulang di usia menjelang 77 tahun.
Kabar berpulangnya, Jack Marpaung ramai diberitakan di media sosial ( medsos).
Dan kabar duka itu juga disampaikan, Eks drumer Kotak, Posan Tobing diakun Instgramnya.
Dilihat jurnalx.co.id, Posan Tobing memuat foto dan tayangan video yang digagasnya ” Tribute to Jack Marpaung ” dengan menghadirkan Jack Marpaung.
“Indonesia khususnya penikmat musik Batak sangat kehilangan. Hari Ini Sang Maestro Ps. Jack Marpaung meninggal dunia. Ayah dari Novita Dewi mertua dari Alex Hutajulu. Saya sangat bangga pernah dan pernah terlibat bekerja membuat konser Tribute to Jack Marpaung. Semoga karya-karya beliau dikenang sepanjang masa” tulis Posan Tobing.
Jack Marpaung adalah sosok yang dikenal luas sebagai penyanyi dan pencipta lagu yang turut mempopulerkan musik Batak di dalam dan luar negeri.
Dengan suara khas yang tinggi dan penuh tenaga, Jack berhasil menorehkan namanya sebagai salah satu maestro musik Batak.
Perjalanan hidup Jack penuh warna. Sebelum mencapai kesuksesannya, ia melewati masa kecil yang keras dan penuh tantangan, bahkan sempat hidup sebagai preman jalanan hingga menjadi pendeta.
Namun, melalui perjuangan dan tekad, Jack mengubah jalan hidupnya dan meniti karier di dunia musik.
Jack Marpaung telah banyak menorehkan lagu Batak yang sangat abadi hingga saat ini.
Jack memulai awal karirnya pada tahun 1976 dengan nama Trio Lasidos bersama
Hilman Padang dan Bunthora Situmorang dengan lagu berciri khas ” andung”.
Di era tersebut beberapa hits Batak yang sangat dikenal ” Sherly “, ” Ting Ting Parbagosonmi ” , ” Butet Da Boruku” , ” Boto Lungun Boruku “.
Trio Lasidos diera zaman kaset saat menghadirkan hingga beberapa volume album.
Jack juga perna memilih karir solo pada tahun 1987.
Rasa keprihatinan juga ditunjukan oleh Jack Marpaung terhadap Bonapasogit / Tarutung di album tersebut yang menghadirkan hits ” Tapanuli Peta Kemiskinan” dan juga hits ” Kamar 13 ” , ” Ramba Sibolis ” dan “Sotung Manarita Tondimi Inang ” .
Jack juga pernah berduet dengan Hilman Padang, tapi memakai nama Dua Lasidos yang menyoroti Bonapasogit.
Namun, Jack Marpaung tak melupakan putrinya, Novita Dewi yang pada era tahun 2016 menghadirkan Trio Lasidos dan sang putri dengan hits ” Sukkun-sukkun Do Roha “.
Setelah berkarir selama 30 tahun pada tahun 2014, Jack pensiun dari musik dan menjadi pendeta.
Jack meninggalkan seorang istri, Anita Lusiana Silalahi, yang telah setia mendampinginya sejak pernikahan mereka di tahun 1970-an.
Dari pernikahan tersebut, mereka dikaruniai empat anak, salah satunya adalah penyanyi Novita Dewi, yang merupakan runner-up X Factor Indonesia.
Semasa hidupnya, Jack Marpaung juga dikenal sangat dekat dengan cucu laki-lakinya, Jay Zachary Benzion Hutajulu, buah hati dari Novita Dewi dan Alex Rudiart Hutajulu.
Kepergian Jack Marpaung meninggalkan duka mendalam bagi keluarga, teman, dan penggemarnya.
Namun, keabadian lagu-lagu miliknya hingga kini masih berjaya untuk dinyanyikan oleh siapa pun.
Baik itu lagu “Kamar 13,” “Surat Narara” “Didia Rokkaphi “, ” Ramba Sibolis” dan ” Sherly”.
Selamat jalan, Jack Marpaung, sang maestro musik Batak.( Romulo Sinaga)





