Pelaku pernah menjadi tetangga N.
Setelah bertemu pelaku, N tak pulang ke rumah.
Kepada keluarga N, pelaku mengatakan telah membunuhnya.
N ditemukan dengan kondisi wajah berlumuran darah.
Wajah N penuh luka sayat dan lebam.
Tangan diikat pakai jilbab, motor dan perhiasan dirampas.
KEBERADAAN Dirli Saputra alias Dedek Saputra (30), hingga kini masih misteri. Dia menjadi buronan polisi setelah melakukan penganiayaan dan dugaan percobaan pembunuhan terhadap N (16), pelajar kelas XII Sekolah Menengah Atas (SMA) Swasta Teladan Kota Pematangsiantar.
N ditemukan oleh warga yang melintas di seputaran Terminal Baru yang berada di kawasan Kelurahan Tanjung Pinggir, Kecamatan Siantar Martoba pada Kamis (19/10) lalu.
Dia ditemukan dengan kondisi yang cukup mengenaskan. Wajahnya lebam dan dipenuhi darah yang berasal dari beberapa luka sayatan benda tajam.
Mirisnya, tangan N juga diikat ke belakang menggunakan jilbab yang dipakainya bersekolah. Sementara saat ditemukan, pelajar malang ini masih mengenakan pakaian seragam sekolah yang dipenuhi lumuran darah.
12 JAM TAK PULANG KE RUMAH
Sebelumnya, pihak keluarga mengaku kehilangan kontak dengan N dan sempat dinyatakan hilang. Keberadaannya mulai tak diketahui sejak mengikuti les di sekolah, pada Rabu (18/10) sore. Keluarga kemudian melakukan pencarian setelah N hingga pagi tak kunjung diketahui keberadaannya.
Beberapa jam sebelum korban ditemukan, pihak keluarga menerima panggilan telpon yang berasal dari pelaku. Dalam percakapan itu, pelaku mengatakan hal bernada menakut-nakuti.
“Tadi malam kami telpon Dirli, dari telpon dia mengatakan kalau N sudah dibunuh, dan sudah dibuang ke (Terminal Baru) Tanjung Pinggir, di lahan-lahan kosong,” ucap Iwel, kakak korban, mengutip Jurnalsiantar.net, Minggu (22/10).
Mendengar kalimat itu, lanjut Iwel, orangtua N langsung syok dan pingsan. Dibantu keluarga lainnya, pencarian terhadap N pun dilakukan. Keberadaan korban ditemukan setelah keluarga menerima panggilan telpon dari nomor tak dikenal.
Dalam percakapan di telpon, warga mengaku telah menemukan korban di Terminal Baru Tanjung Pinggir pada Kamis (19/10) pagi sekira pukul 04.30 Wib. “Dapat panggilan telepon dari seorang warga yang ada di dekat kejadian,” lanjut Iwel.
Keluarga pun mendatangi lokasi korban ditemukan. Kondisinya, mengalami banyak luka sayatan di wajah. Selain itu, harta benda milik korban, seperti ponsel, sepeda motor, cincin emas dan anting emas, tak ditemukan di lokasi tempat N dijumpai warga.
“Sudah satu malaman kami cari, gak ketemu. Kemudian ada pengendara yang melintas mendengar suara minta tolong, untung warga itu langsung berhenti,” ujarnya.
Beruntung, korban masih mengingat nomor telpon ibunya. Menggunakan ponsel warga, mereka menghubungi keluarga dan tak lama keluarga korban datang. Satu jam kemudian, korban tiba di Rumah Sakit Horas Insani (RSHI) dan langsung ditangani medis.
“Sekitar jam 6 pagi tadi (ditemukan). Wajah si adik sudah berdarah-darah sampai seragam sekolahnya juga dipenuhi darah, tangannya juga diikat dibelakang pakai jilbabnya,” terang Iwel, Kamis (19/10) lalu.
Atas temuan itu, pihak keluarga kemudian laporan pengaduan ke Polres Pematangsiantar.
DIHUBUNGI PRIA BERISTRI
Pengakuan Iwel, Rabu (18/10) lalu, di Jurnalsiantar.net, adiknya dihubungi oleh seorang pria beristri bernama Dirli Saputra alias Dedek Saputra. Dalam pembicaraan, Dirli mengajak korban untuk mengambil paket titipan barang. Dirli juga meminta agar korban datang seorang diri menemuinya, dan tak boleh mengajak teman.
“Adik kami ditelpon pelaku dan minta ditemani mengambil paket, dan harus sendiri. Adikku menolak dan membawa teman,” ujar Iwell, di RSHI.
Bersama dua orang teman sekolahnya, N kemudian menjumpai pelaku di depan salahsatu gerai Alfamart, Jalan Cokro Aminoto. Selanjutnya, N yang saat itu mengendarai sepeda motor Honda Vario BK 6311 WAB, membonceng pelaku, sementara dua orang temannya berusaha membuntuti dari belakang.
Namun setibanya di Lorong 20, Jalan Tangki, pelaku mengambil alih kemudi dan langsung memacu sepeda motor korban dengan kecepatan tinggi. Temannya yang berusaha mengejar kehilangan jejak lantaran kalah cepat.
Tak kehabisan akal, lewat ponsel, teman korban sempat menghubungi, namun korban saat itu mengaku dibawa kabur oleh Dirli dan tak tahu dimana dirinya berada.
“Dari telpon, adik kami bilang dia gak tau di daerah mana dibawa oleh pelaku,” imbuh Iwel.
Setelah dibawa kabur dan tak pulang ke rumah, keluarga korban mencari keberadaannya. Berdasar keterangan teman korban, keluarga langsung panik dan melakukan upaya pencarian.
FOTO PELAKU VIRAL
Sejak korban ditemukan, foto Dirli Saputra alias Dedek Saputra yang diduga sebagai pelaku perampokan, penganiayaan dan dugaan percobaan pembunuhan tampil viral di lini masa media sosial (medsos) Facebook.
Foto Dirli Saputra, diunggah oleh akun Facebook Eny Kyky Purba, Kamis (19/10) dan langsung mendapat banyak tanggapan dan kecaman dari netizen.

“Mohon bantu share foto ini.. apabila menemukan laki2 ini segera hubungi pihak sekolah Teladan Pematangsiantar atau ke kantor polisi. Laki2 ini sudah melakukan tindak kekerasan (menyayat wajah) anak perempuan (dibawah umur) yang masih sekolah di SMA Teladan P. Siantar.” Demikian ditulisnya.
PELAKU SERING MAKAN GRATIS DI RUMAH KORBAN
Dirli Saputra alias Dedek Saputra, pria yang diduga merampok dan mencoba membunuh N, ternyata sudah sering datang ke rumah korban. Bahkan, selama ini pelaku sering numpang makan di rumah korban. Hal itu diutarakan Iwel, kakak kandung korban, Kamis (19/10).
Dikatakannya, mereka sangat mengenal pelaku lantaran pria yang sudah memiliki istri tersebut bekerja di dekat rumah mereka. Setelah kenal dengan pelaku dan juga keluarga korban, pelaku jadi sering berkunjung ke rumah, sehingga pihak keluarga korban menganggap pelaku sudah seperti saudara.
“Kami taunya dia (pelaku) sudah punya istri dan pernah membawa istrinya main ke rumah. Dan penuturan dari istrinya, mereka tinggal di Bosar Maligas Kabupaten Simalungun,” jelas Iwel.
JADI BURONAN POLDASU
Dilansir Lintas Publik, Polres Pematangsiantar mengaku telah menerima laporan dari keluarga korban. Kasat Reskrim, AKP Restuadi pada Jumat (20/10) lalu mengatakan, pihaknya masih melakukan pengejaran terhadap pelaku.
“Kita menjalin kerja sama dengan Polda Sumut (Poldasu), guna mengejar dan menangkap pelaku,” kata Kasat Reskrim.
Lanjutnya, berdasar hasil pemeriksaan, luka yang terdapat di wajah korban diduga bukan karena sayatan benda tajam melainkan benda tumpul. Diduga korban juga dipukuli pelaku.
“Dari hasil olah tempat kejadian perkara (TKP), disitu kita menemukan beberapa barang bukti seperti tas, buku dan pakaian dalam korban,” terangnya.
HASIL VISUM
Terpisah, ayah N, W mengatakan, berdasar hasil visum yang telah dilakukan di RSUD Djasamen Saragih, terkait adanya dugaan korban dicabuli dengan ditemukannya pakaian dalam korban di lokasi, tidak ditemukan adanya pencabulan dan kekerasan seksual.
“Alhamdulillah (hasil visum) untuk bagian itu (alat vital) tidak apa-apa. Mungkin karena korban melawan sampai dipukuli bertubi hingga pingsan tak sadarkan diri,” jelas W, dilansir Tribun Medan.
DIRUJUK KE RS TIARA
Meski sempat dirawat di RSHI, kondisi N tak kunjung pulih. Akibatnya, siswi kelas XII SMA swasta Teladan ini pun dibawa keluarganya ke Rumah Sakit (RS) Tiara.
Jumat (20/10) pagi, Nadya sudah dirawat intensif di Rumah Sakit Tiara, Jalan Menambin, Kota Pematangsiantar.
“Gak (dirawat) di Horas Insani lagi, bang. Adik kami sudah dirujuk ke RS Tiara, ini dirawat di ruang Elang I,” kata Iwelya Gusnawati, kakak korban.
Sementara abang ipar N, Frana mengatakan, sejak dipindah ke RS Tiara, kondisi korban berangsur membaik. “Kondisinya, alhamdulillah membaik, tadi malam (sudah) tenang tidurnya, gak merintih kesakitan lagi,” kata Frana.
ADA MOTIF ASMARA?
Perbuatan sadis yang dilakukan Dirli Saputra, jelas membuat keluarga heran dan tanda tanya. Apalagi, pelaku yang membuat korban mengalami cacat permanen di bagian wajah ini sudah dianggap seperti saudara sendiri.
Namun, sejauh ini keluarga korban masih belum mengetahui apa alasan pasti pelaku tega melakukan penganiyaan dan dugaan percobaan pembunuhan terhadap N.
Baca juga: Wujud empati, sejumlah komunitas di Pematangsiantar galang dana untuk N
Pun ketika ditanya soal adanya dugaan hubungan asmara antara pelaku dan korban, Iwel menyangkal dan mengaku bahwa keduanya (pelaku dan korban) hanya berteman baik.
“Kenal dengan pelaku sudah sebulan ini, bukan pacaran, ya berteman baik lah,” pungkas dia.
Discussion about this post