SIANTAR
Terdakwa Indra Hermawan Hasibuan alias Indra Hasibuan (28) warga Jalan Murai Kelurahan Sipinggol-pinggol Kecamatan Siantar Barat Kota Siantar dituntut hukuman selama 6 tahun penjara dikurangi selama masa tahanan sudah dijalaninya oleh Jaksa Penuntut Umum (JPU) Lynce J Margaretha H, SH dalam perkara narkotika jenis ekstasi secara virtual di Pengadilan Negeri (PN) Siantar, Selasa (28/9/2021).
Jaksa juga menuntut hukuman Terdakwa Indra denda sebesar Rp 1 Miliar dengan ketentuan bila denda tersebut tidak dibayarkan maka ditambahkan hukuman penjara selama 6 bulan. Berdasarkan fakta persidangan Terdakwa Indra dibuktikan bersalah “tanpa hak atau melawan hukum menawarkan untuk dijual, menjual, membeli, menjadi perantara dalam jual beli, menukar, menyerahkan, atau menerima narkotika Golongan I” sebagaimana dimaksud dalam dakwaan Kesatu : Pasal 114 ayat (1) UU RI No. 35 Tahun 2009 Tentang Narkotika.
Hal memberatkan perbuatan terdakwa Indra bertentangan dengan program pemerintah dalam rangka pemberantasan tindak pidana narkotika sedangkan hal meringankan terdakwa Indra belum pernah dihukum dan mengakui perbuatannya.
Terdakwa Indra ditangkap pada Kamis (8/4/2021) sekira pukul 02.00 WIB dini hari di parkiran Siantar Hotel Jalan W.R Supratman Kelurahan Proklamasi Kecamatan Siantar Barat Kota Siantar. Awalnya hari Jumat (3/4/2021) sekira pukul 14.00 WIB, terdakwa Indra menelepon SANDI (masuk dalam DPO) untuk memesan 20 butir pil ekstasi. Lalu keduanya sepakat harga 20 butir ekstasi itu Rp 2,4 juta dan terdakwa cukup membayar panjar sebesar Rp 1 juta sedangkan sisanya dibayar setelah berhasil menjual ekstasi itu.
Selanjutnya sore harinya sekira pukul 15.00 Wib terdakwa dan SANDI serah terima 20 ekstasi merek segitiga biru dan uang pembelian Rp 1 juta di Jalan Letda Sujono Kota Tebing Tinggi. Lalu Kamis (8/4/2021) sekira pukul 02.00 WIB dini hari terdakwa dihubungi MEI (masuk dalam DPO) untuk memesan narkotika jenis ekstasi sebanyak 2 butir dan menyuruh diantarkan ke parkiran Siantar Hotel Jalan W.R Supratman.
Terdakwa pun langsung mengantarkan ekstasi itu dengan mengendarai sepedamotor Yamaha RX King BK 5327 TJ. Setibanya di parkiran Siantar Hotel, terdakwa menghubungi MEI untuk memberitahukan sudah sampai. Saat menunggu tiba-tiba datang dari belakang saksi Froom Pimpa Siahaan, Diego P Sitompul dan David Natanael Silalahi (masing-masing anggota polisi Polres Siantar) yang sebelumnya telah mendapatkan informasi.
Terdakwa langsung membuang 1 buah kotak rokok Sampoerna dari tangan kanan nya. Melihat hal tersebut, para saksi langsung menangkap terdakwa dan memperlihatkan kepada terdakwa 1 buah kotak rokok Sampoerna yang dibuangnya tersebut. Setelah diperiksa didalam 1 buah kotak rokok Sampoerna itu berisi 1 buah gulungan tisu yang didalamnya 2 butir pil bentuk segitiga biru narkotika jenis ekstasi dan dari atas tanah ditemukan 1 unit HP merk OPPO.
Diinterogasi terdakwa mengaku masih ada menyimpan ekstasi dikamar kos-kosannya yang terletak di Jalan Hoky Kelurahan Banjar Kecamatan Siantar Barat Kota Siantar. Para saksi langsung membawa terdakwa ke kamar kos nya dan dari dalam lemari kain ditemukan 1 buah kemeja yang dikantongnya ada 1 buah plastik klip berisi 3 butir pil ekstasi bentuk segitiga biru.
Dari 20 butir pil ekstasi yang dibeli terdakwa dari SANDI tersebut telah terdakwa jual sebanyak 15 butir, sehingga saat ditangkap hanya ditemukan 5 butir pil ekstasi. Sesuai Berita Acara Penimbangan Nomor: 202/IL.10040.00/2021 tanggal 9 April 2021, 5 butir pil bentuk segitiga biru diduga ekstasi yang disita dari terdakwa memiliki berat bersih 0,86 gram.
Sementara itu Terdakwa Indra Hasibuan didampingi Pengacara Posbakum Erwin Purba SH, MH memohon kepada Majelis Hakim supaya meringankan hukumannya dan berjanji tidak mengulangi perbuatannya tersebut.
Mendengar itu Majelis Hakim Diketuai Rahmad Hasibuan SH, MH menutup persidangan dan akan membuka kembali hari Selasa depan dengan agenda membacakan putusan hukuman terdakwa Indra Hasibuan tersebut.
Penulis / Editor : Freddy Siahaan