BINJAI II
Terpidana Samsul Tarigan yang sudah divonis bersalah oleh Putusan Mahkamah Agung dalam kasus penguasaan lahan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) – PTPN II secara tidak sah.
Ketua salah satu ormas di Sumatera Utara ini dinyatakan bersalah dan dijatuhi hukuman 1,4 tahun penjara, tapi belum ditahan.
Namun, Kejari Binjai melakukan eksekusi, pada Selasa (12/8) malam.
Kasi Intel Kejari Binjai Noprianto Sihombing SH MH dalam siaran medianya, Selasa (12/8) malam, mengatakan bahwa Jaksa pada Kejari Binjai telah mengeksekusi terpidana atas putusan kasasi dari MA.
”Setelah kita layangkan surat P – 37 yakni surat panggilan terpidana sesuai SOP untuk datang menghadap ke kantor Kejari Binjai untuk dilakukan Eksekusi,” kata Noprianto.
Sebelum dieksekusi, Selasa (12/8), sekira pukul 17.00 Wib, Kejari Binjai didatangi kuasa hukum terpidana untuk bernegosiasi. Namun setelah dilakukan negosiasi, penasehat hukum terpidana Samsul Tarigan menyampaikan, sebelumnya telah mengajukan peninjauan kembali atas kasus ini.
Namun Noprianto dengan tegas menyatakan bahwa sesuai Pasal 268 ayat 1 KUHAPidana, sekalipun terpidana mengajukan PK itu tidak menghalangi eksekusi atas putusan kasasi ini.
Kemudian tim eksekutor menunggu sampai batas waktu pukul 20.00 Wib untuk kehadiran terpidana Samsul Tarigan dikantor Kejari Binjai. Dan apabila tidak hadir maka akan dilaksanakan eksekusi dengan dukungan kekuatan gabungan pasukan dari TNI.
Disinggung soal adanya pasukan TNI dikantor Kejari Binjai, Kasi Intel Kejari Binjai menjelaskan, bahwa sesuai dengan Perpres 66 Tahun 2025, dan perintah pimpinan pengamanan terhadap kantor, yang pada saat ini dijaga oleh pasukan TNI untuk mencegah hal-hal yang tidak diinginkan.
Kemudian sekitar pukul 19.00 Wib, terpidana didampingi kuas hukumnya mendatangi Kantor Kejari Binjai guna memenuhi panggilan serta menyerahkan diri secara koperatif guna menjalankan kksekusi putusan MA yang menghukum terpidana Samsul Tarigan selama 1 tahun 4 Bulan.
Selanjutnya sekitar pukul 20.00 WIB, jaksa eksekutor didampingi TNI dan Pam Intelijen memasukkan terpidana Samsul Tarigan ke Lembaga Pemasyarakatan Kelas 1 A Medan guna menjalani hukumannya.
Sementara kasus yang menjerat Samsul ini terjadi bermula pada tahun 2019 lalu. Saat itu, Samsul menguasai lahan PTPN II tepatnya di Kebun Sei Semayang seluas 80 hektare (Ha).
Dalam penguasaan lahan itu, Samsul menanam pohon kelapa sawit pada lahan seluas 75 hektare dan membangun usaha kafe atau diskotek, serta pembuatan kolam ikan di lahan seluas 5 ha.
Merasa tak terima dengan ulah Samsul tersebut, Plt Manajer PTPN II pun membuat laporan ke Polda Sumut. Sebab akibat perbuatan Samsul, PTPN II mengalami kerugian mencapai Rp41 miliar. (ROM)