PERSIS seperti apa yang disampaikan Bang Napi, “Waspadalah! Kejahatan terjadi bukan hanya karena adanya niat pelaku. Tapi karena adanya kesempatan”. Hal ini juga yang membuat para calon pembeli di Pasar Horas kerap menjadi korban copet, terutama pada hari Sabtu dan Minggu.
Ternyata, hal itu terjadi karena pola kerja pegawai Perusahaan Daerah Pasar Horas Jaya (PD PHJ) Kota Pematangsiantar mirip dengan pola kerja PNS, yang libur pada hari Sabtu dan Minggu. Artinya, pada hari Sabtu dan Minggu, KESEMPATAN bagi copet melakukan aksinya jadi lebih terbuka.
Seperti disampaikan Pelaksana Tugas Direktur Utama (Plt Dirut) PD PHJ Kota Pematangsiantar, Benny Harianto Sihotang, saat menceritakan hasil ‘keliling-keliling’-nya di seputaran Pasar Horas kepada sejumlah awak media. Rabu (29/11/2017).
“Saya pergi ke pedagang yang punya kios, dalam hati saya bertanya, kok tangga ini dijadikan tempat jualan sehingga tangga ini sulit dinaiki pengunjung? Saya tanya sama pedagang yang punya kios itu, keberatan gak, ada yang jualan di tangga. Dia bilang tidak keberatan,” tutur Sihotang yang kembali bertanya ke pedagang tersebut.
“Saya tanya, kenapa tak keberatan. Dia bilang, di tangga itu banyak copet, kalo tidak ada yang jualan disitu, akan banyak yang kecopetan, apalagi hari sabtu minggu, copetnya banyak. Ternyata, sabtu minggu itu, petugas pasar tak ada yang masuk. Pola kerjanya masih mengikuti pola kerja PNS. Padahal, di pasar mana aja, di hari itu yang banyak pengunjung, banyak pembeli yang datang,” ujarnya.
“Jadi ini harus dirubah,” sambung Sihotang dengan tegas, saat didampingi jajaran direktur PD PHJ lainnya, yakni Direktur SDM Hamam Sholeh, Direktur Operasional Didi Cemerlang, Direktur Administrasi Keuangan Fernando Napitupulu.
“Pegawai kita di bagian ketertiban, dia tidak boleh masuk mulai senin sampai jumat, harus senin sampai minggu. Caranya gimana, pegawainya ada yang diliburkan hari senin, ada yang selasa, supaya sabtu minggu tetap terisi. Yang libur senin tadi, masuk hari sabtu. Yang libur selasa, masuk minggu. Kan tinggal pengaturan saja,” tukasnya.
Sekaitan dengan hal tersebut, Sihotang yang merupakan mantan Kepala Cabang Bank Mandiri Medan itu memaparkan secara ringkas mengenai program kerja jangka pendek mereka setelah dipercaya menduduki jajaran direktur di PD PHJ.
“Karena disini, memang tidak ada budaya kerjanya. Inilah yang mau kami ciptakan, di jangka pendek ini, kami tak mau muluk-muluk, dalam 3 bulan ini kita konsen di internal dulu. Gak usah dulu mau bangun ini, bangun itu. Setelah internalnya bagus, baru kita cerita mana yang rusak untuk dibangun. Baru nanti mengusulkan penyertaan modal sesuai dengan proposal yang ada,” tukasnya. (fn/X)
Discussion about this post