PERISTIWA langka yang terjadi kali ini sangat sulit diterima akal sehat. Seorang pria berusia 15 tahun bernama Akmal di Desa Mangempang, Kecamatan Bungaya, Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan, mengeluarkan benda aneh dari lubang duburnya.
Saat diperiksa, ternyata benda tersebut menyerupai telur ayam. Ketika dibuktikan, ternyata benar telur-telur tersebut memang keluar dari anus pria itu.
Dilansir dari merdeka.com, Rabu (21/2), Akmal mengaku kejadian ini bukanlah yang pertama kalinya. Pada tahun 2015 silam ia juga pernah mengeluarkan telur dari tubuhnya.
Sehingga ketika Akmal mengalami rasa sakit perut yang sama, ia dan keluarganya langsung melarikannya ke puskesmas.
Namun puskesmas tersebut kewalahan karena serba keterbatasan dalam menanganinya hingga ia dirujuk ke Rumah Sakit Syech Yusuf Gowa.
Setibanya di rumah sakit tersebut, Akmal langsung menjalani perawatan intensif dan sempat dilakukan rontgen untuk mengetahui jumlah telur yang ada dalam tubuhnya dan ternyata ada dua biji telur.
Orang tua Akmal yang mendampingi mengatakan bahwa Akmal nampak lebih kesulitan mengeluarkan telur yang sekarang daripada ketika tahun 2015 silam.
Kemungkinan dikarenakan telur yang ini lebih besar dari yang sebelumnya. Kejadian tersebut terjadi pada Senin (19/2) pukul 11.00 WITA.
Telur yang dikeluarkan menyerupai telur ayam ras pada umumnya hanya saja berukuran lebih besar.
“Tadi ada juga sedikit bercak darah yang keluar dari anus anak saya, mungkin karena telurnya yang lebih besar dari sebelumnya,” ungkap ayah Akmal, Ruslim.
Hingga saat ini, Akmal masih menjalani perawatan intensif di ruang Perawatan 2, Asoka (Perawatan Anak) VIP B, Rumah Sakit Syech Yusuf.
Sementara itu dokter yang menangani Akmal, Ratna Hafid, merasa bahwa kejadian ini tidak masuk akal. Polisi pun segera melakukan pendalaman untuk kasus ini.
Dia pun menduga, penyebab remaja bertelur, yakni Akmal Sendiri yang memasukkan telur itu ke dalam tubuhnya atau ada orang lain yang memasukkan telur itu ke dalam tubuh Akmal.
“Ada dua hal yang saya tunggu hasilnya. Kalau dia yang melakukan sendiri berarti dia butuh perhatian, dan itu dokter ahli jiwa yang akan tangani. Kalau misalnya orang dewasa di sekitarnya yang melakukan, ini anak perlu kita lindungi dan orang dewasa yang melakukan itu perlu kita kejar untuk tidak melakukan dan kita berikan sanksi sesuai hukum yang berlaku,” kata Ratna.