MEDAN
Polrestabes Medan membantah situasi Kota Medan mencekam pasca terjadi pengeroyokan dan pembacokan oleh sekelompok pria bersenjata terhadap personel Polri.
Saat ini penyidik Polrestabes Medan sudah mengantongi nama-nama pelaku pengeroyokan dan pengerusakan di sebuah rumah di Perumahan Kalpataru Indah, Jalan Setia Budi Kecamatan Medan Helvetia. Diketahui akibat pengeroyokan sekelompok preman ini, seorang anggota Polsek Medan Timur Eko Sugiawan mengalami luka bacok di bagian tangannya.
Hal ini disampaikan, Wakapolrestabes Medan AKBP Irsan Sinuhaji saat menggelar konferensi pers menjelaskan pihaknya saat ini sedang melakukan pengejaran terhadap para pelaku. “Kita sudah mengantongi nama-nama pelakunya dan saat ini sedang kita melakukan pengejaran,” ujarnya,Senin (1/11).
Irsan mengatakan para pelaku dijerat dengan Pasal 170 Ju 351 KUHPidana dengan ancaman hukuman 15 tahun penjara. Aksi kronologi peristiwa pengeroyokan ini bermula ketika bisnis sewa menyewa dump truk antara korban Edi Susanto dan terlapor berinisial D dan H terjadi perselisihan.
“Selama proses waktu berjalan ada ketidaksepakatan dan selanjutnya, saudara H dan saudara D beserta dua rekannya melakukan penagihan ke kediamannya Edi Susanto (22 Oktober 2021) untuk membicarakan pembagian hasil dari pekerjaan yang telah mereka lakukan bersama,” kata Irsan.
Selama proses penagihan tersebut, lanjut Wakapolrestabes menjelaskan terjadi komunikasi tidak baik keluar kata-kata yang tidak pantas sehingga terjadilah keributan antara kelompok antara saudara Edi Susanto dan saudara H dan D.
Melihat situasi yang tidak berimbang terlapor inisial D dan H pergi keluar rumah. Selang beberapa jam kemudian saudara H dan D mendatangi lagi kediaman Edi Susanto di Perumahan Kalpataru Indah. “Dengan beberapa orang menggunakan kendaraan roda dua dan roda empat, ketika sampai di kediaman saudara Edi Susanto sudah tidak berada di rumah,”jelasnya.
Istri korban merupakan seorang Polwan, Aiptu Surya Ningsih yang melihat situasi mengerikan datangnya puluhan preman yang membabi-buta melempari rumah lalu meminta pertolongan dengan memberitahukan kepada suaminya.
“Setelah mendapat informasi dari istrinya, saudara Edi dan saudara Eko (anggota Polsek Medan Timur) berangkat ke rumah, sesampainya di rumah mereka melihat orang sudah ramai,” ungkapnya.
Situasi semakin memanas, tatkala pelaku penyerbuan melihat Edi dan mencoba menyerangnya. Adik Edi yang merupakan anggota Polri yang saat itu tidak memakai pakaian dinas, spontan menolong abangnya. “Beberapa orang yang melakukan pengerusakan itu ada yang mengenal saudara Edi dan secara spontan adiknya menyampaikan ke abangnya untuk menyelamatkan diri, disitulah terjadi perkelahian dan penganiayaan (terhadap anggota Polri) dan terjadi juga pengerusakan terhadap kendaraan unit Edi Susanto,” jelasnya lagi.
Atas kejadian ini, Wakapolrestabes Medan membantah kabar yang menyebutkan kota Medan mencekam. “Rekan-rekan bisa melihat kalau bicara Medan kan universal luas sekali, tidak mencekam, mungkin di lokasi agak ramai daripada biasanya. Yang jelas Medan tidak mencekam ,” pungkasnya.
Sebagaimana video yang sudah viral di media sosial sebelumnya, rumah seorang Polisi Wanita (Polwan) yang bertugas di Samsat Putri Hijau bernama Aiptu Surya Ningsih, warga Komplek Kalpataru Indah, Kecamatan Helvetia, dirusak sekelompok orang yang diduga merupakan anggota salah satu Organisasi Kemasyarakatan (ormas) di Kabupaten Langkat.
Tak hanya itu, seorang polisi lainya yang merupakan keluarga dari Aiptu Surya Ningsih bernama Aipda Eko Sugiawan yang bertugas di Polsek Medan Timur ikut terluka di bagian tangan kirinya hingga nyaris tewas saat kejadian.
Edi Susanto (49) suami dari Aiptu Surya Ningsih saat, mengatakan peristiwa tersebut bermula dari sewa menyewa 7 unit mobil truk. Awalnya pada Rabu (13/10/2021) agen rental berinisial DK datang ke CV Intech Powerindo Perkasa ingin merental dump truck sebanyak tujuh unit untuk bekerja di mancang dalam waktu 6 hari dengan harga rental 1 unit Rp 900.000 x 6 hari= Rp 5.400.000 x 7 unit = Rp 37.800.000 dan uang mobilisasi ke lokasi sebesar Rp 125.000 x 7 unit = Rp 875.000.
Hanya saja saat itu kebetulan unit DT miliknya lagi bekerja semua sehingga memberitahukan kepada DK tidak ada unit nya. Tetapi DK memohon dan meminta tolong kepadanya untuk dicarikan dump truk. Mendengar itu membuatnya menelepon kedua temannya bernama Pohan dan Anto untuk menawarkan pekerjaan rental tersebut. Lalu kedua temannya itu setuju untuk merental unit kepada DK melaluinya.
“Sore harinya datang dua orang yang saya tidak kenal mengendarai mobil taft yang merupakan anggota ormas di Kabupaten Langkat,” sebut Edi Susanto.
Katanya lagi, ternyata DK dengan mereka punya kesepakatan mengambil pekerjaan angkutan tanah dengan system gendong kubukiasi sebesar 27.000/m3, dan Dk diketahui mengambil deposit sebesar 2.000 m3 dengan jumlah Rp 54.000.000.
Pada saat transaksi Ia tidak ada ditempat dan DK berurusan dengan staf adiministrasi di kantor. Terjadilah transaksi ternyata DK meminta bantu untuk membuat tanda terima atas nama perusahaannya (CV Intech Powerindo Perkasa ) untuk menyakinkan seorang berinisial Her sebagai utusan BB yang disebut-sebut sebagai Ketua Ormas.
“Terjadilah transaksi dimana dari Rp 54.000.000 dibayar uang tunai sebesar Rp 25.000.000 dan sisanya Rp 29.000.000 ditransfer ke rekening saya, tapi staf administrasi saya membuat kesepakatan sesuai dengan perjanjian awal yaitu rental dan bisa dibuktikan seperti faktur terlampir,” ucapnya.
Setelah esok harinya, Eko menjelaskan 4 unit DT bergerak pada pukul 06.00 WIB sesuai arahan DK untuk mengisi BBM di KM 13. Dan 3 unit DT bergerak dari gudang pukul 11.00 WIB dan berkomunikasi dengan DK. Setelah bekerja selama dua hari DK menelepon ingin mengembalikan seluruh unit dengan alasan BBM sulit.
Permintaan itu disetujuinya karena kasihan melihat DK merugi, dan unit kembali. Kelang dua hari DK meminta unit bekerja lagi, dan yang bisa bekerja hanya 5 unit karena yang 2 unit lagi perbaikan, hingga DK menyatakan pekerjaan ini disetop. Selanjutnya pada Jumat (22/10) pukul 11.00 WIB, Her dan seorang temannya berinisial Sut datang ke kantor CV Intech Powerindo Perkasa dengan tujuan ingin bertemu nya tetapi pada saat itu Ia sedang ada di kantor notaris.
Hingga akhirnya pada saat Ia pulang ke rumahnya diikuti sekelompok orang yang menaiki beberapa unit mobil yang langsung melakukan pengrusakan rumah milik mereka. Para pelaku datang membawa senjata tajam dengan berbagai jenis bahkan ada membawa senjata api dan sempat diletuskan ke atas. Para pelaku juga langsung merusak 2 unit mobil milik mereka.
Bahkan pada saat itu, Ia masih berada di dalam mobil ditombak dan hampir mengenai badan nya. “Saat penyerangan mereka ini, si Aipda Eko Sugiawan ini berusaha mengamankan situasi malah menjadi korban pembacokan yang mengenai tangan akibat sabetan senjata tajam, kejadian ini sempat terekam kamera CCTV di lokasi kejadian dan dilihat oleh warga setempat,”Pungkas Edi Sutanto.
Penulis / Editor : Freddy Siahaan





