Menurut warga, sejak Sabtu (6/1) hingga sebelum akhirnya ditemukan pada Senin (8/1) malam, pintu rumah korban dalam keadaan terkunci dari luar dan tak seperti biasanya.
Padahal, setiap pagi Thie Sun selalu terlihat mengantarkan barang dagangannya menggunakan mobil box dan tak ada tanda-tanda keluarga ini sedang ke luar kota.
Kecurigaan warga mulai bertambah saat mereka mencium bau amis yang cukup menyengat.
Mereka pun melaporkan peristiwa itu ke Polsek Kuta Alam dan petugas pun langsung menuju lokasi kejadian pada pukul 19.30 Wib.
Ketika diperiksa, ternyata pasangan suami istri (pasutri) dan anaknya sudah tewas mengenaskan dengan kondisi bersimbah darah dalam rumah.
Jenazah Minarni lebih dulu berhasil diindentifikasi oleh tim forensik Polresta Banda Aceh dengan kondisi tak terbalut sehelai benangpun dan dengan bekas cekikan di leher. Di sebelahnya, terdapat jenazah sang anak yang juga dalam kondisi mengenaskan.
Jenazah keduanya langsung dibawa menggunakan mobil ambulance oleh Palang Merah Indonesia (PMI) Banda Aceh pada Selasa (9/1) dini hari sekira pukul 03.30 Wib.
Berselang 30 menit kemudian, petugas feronsik berhasil mengidentifikasi jenazah Tjie Sun. Saat ini ketiga jenazah tersebut masih berada Rumah Sakit Umum Zainal Abidin (RSUZA), Banda Aceh.
Kombes Saladin yang memimpin langsung proses evakuasi ketiga mayat itu juga menerangkan bahwa jenazah para korban ditemukan di ruangan yang berbeda.