MEDAN II
Viral di media sosial ( medsos) seorang ibu menjadi korban penganiayaan sejumlah personel Polrestabes Medan.
Penganiaan terbebut terjadi ketika para polisi tersebut menangkap pelaku pencurian motor, Jalan Elang, Perumnas Mandala, Medan, Rabu (21/2).
Dalam video ibu tersebut mengalami luka di bibir penuh darah dan wajahnya terkena tamparan.
Saat dugaan penganiayaan itu terjadi sang ibu sedang mengendong bayinya dan akan disusui.
Aksi yang terekam ponsel warga itu membuat jagad maya ” gempar “.
Dalam video warga lalu mengerumuni lokasi kejadian dan diduga polisi yang berpakaian preman meninggalkan tempat kejadian.
Ternyata becak yang akan disita merupakan milik wanita yang terluka dipukul dan sedang dipertahankan.
“Ini becak milik saya untuk mencari botot dan makan ternak saya, polisi menumbuk saya,” ucapnya seraya berharap adanya keadilan.
Akhirny, Jumat (23/2) diketahui ibu tersebut bernama Ella Napitupulu yang mengaku menjadi korban penganiayaan sejumlah personel Polrestabes Medan.
Ia mengatakan dirinya sedang duduk di teras rumahnya sembari menyusui anaknya. Tiba-tiba, datang 5 personel kepolisian yang berpakaian preman ke dekat rumahnya hendak melakukan penangkapan terkait kasus pencurian.
“Mereka datang ke Jl. Elang hendak menangkap pelaku kasus pencurian,” ujar Ella kepada wartawan.
Dikatakan, Ella saat sedang menyusui anak di depan rumahnya dan lima orang polisi berpakaian sipil kemudian datang dan menangkap dua orang tetangganya karenaterlibat dugaan pencurian.
Namun tiba-tiba polisi itu, mencoba membawa becak motor miliknya yang terparkir di depan rumahnya. Becak itu biasanya digunakan Ella untuk mencari barang bekas dan makanan ternak babi.
“Jadi saat itu dikira polisi ini becakku dipakai pelaku curanmor, padahal becak saya tidak ada sama sekali sangkut pautnya. Saya pertanyakan mana buktinya, mereka tak bisa tunjukkan,” ungkapnya.
Tak ingin becak dibawa, Ella tetap mempertanyakan bukti.
Imbasnya, terjadi proses tarik menarik antara dirinya dengan diduga personel kepolisian.
Warga sekitar pun langsung keluar dari dalam rumah untuk mencari tahu kejadian yang sedang terjadi serta membantu korban.
“Saat berseteru itu saya tetap menggendong anak. Ada dua polisi yang ribut sama saya. Mereka ngaku dari Polrestabes Medan.Karena gak mau ku lepas becakku, lalu mukaku ditampar, bibirku (kena) siku.Jadi berdarah semalam ,” ungkapnya.
Ella mengatakan setelah kejadian itu pihak Propam Polrestabes datang bersama oknum polisi serta membuat surat perdamaian seraya meminta maaf.
“Iya bang sudah damai kami,”ujarnya.
Namun, Ella tetap tetap berharap agar kedua pelaku diberi hukuman yang setimpal. (ROM)