WAKIL Ketua DPR RI Fahri Hamzah buka suara terkait insiden mengeluarkan kartu merah dalam sambutannya di acara Musyawarah Kerja Nasional (Mukernas) Keluarga Alumni Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KAKAMMI) dengan tema “Arah Baru Indonesia” di Hotel Royal Kuningan, Jakarta Selatan, Sabtu (3/2).
Dalam sesi istirahat, Fahri menjelaskan jika pertemuan hari ini adalah pertemuan dengan para mantan aktivis mahasiswa sehingga tindakan mengeluarkan kartu merah sebagai bentuk dukungan aksi pemberian kartu kuning oleh Mahasiswa UI, Zaadit Taqwa kepada Presiden Joko Widodo di Dies Natalis ke-62 UI pada Jumat lalu (2/2).
“Jadi kemarin itu seperti komando buat kita. Untuk mengingatkan pemerintah dengan metode mahasiswa. Kalau yang lain kuning, saya kebetulan ada merah,” ucapnya, mengutip Kricom.
Fahri sendiri tidak memiliki filosofi tentang kartu merah yang dia keluarkan. Baginya Pemerintah Indonesia hari ini harus mengevaluasi diri, terlebih masa kepemimpinan Presiden Joko Widodo tinggal 1 tahun lagi.
“Saya juga belum tanya yang di UI itu kalau kartu kuning filosofinya apa. Tapi yang jelas gini Indonesia harus terus dievaluasi perjalanan dirinya secara radikal dan mendalam,” ucap Fahri.
“Pokoknya dikeluarkan aja dulu kartunya (kartu merah). Tentang arah baru kurang lebih,” tambahnya sambil tersenyum.
Terkait adanya sanksi bagi Zaadit Taqwa oleh pihak rektorat UI, Fahri menilai tidak perlu ada hukuman bagi Zaadit karena itu adalah bentuk ekspresi mahasiswa untuk mengkritik presiden.
“Saya kira janganlah, rektorat itu jangan feodal seperti itu. Kayak enggak pernah jadi mahasiswa aja,” pungkasnya.
Discussion about this post