DIPERKIRAKAN sebanyak ratusan ribu ekor ikan yang dipelihara di dalam Keramba Jaring Apung (KJA) perairan Danau Toba, tepatnya di Pangururan, Samosir pada Rabu (22/8) mati.
Kejadian itu bikin geger dan menimbulkan kerugian yang sangat besar bagi para pemilik keramba.
Selain kerugian atas matinya ikan-ikan piaraan tersebut, mereka juga direpotkan untuk mengevakuasi bangkai ikan dari perairan dan menguburkannya agar tak menjadi wabah.
Sebelumnya dikatakan warga, awalnya satu persatu ikan mengapung ke permukaan.
Kejadian itu berlangsung sejak pagi. Tepat tengah hari, pemandangan serupa mulai terlihat di keramba-keramba lain.
“Awalnya mengapung satu perdatu, lalu bermatian. Kami sedih, “sebutnya.
Jenis ikan yang mati beragam ukuran dan jenis. Ikan yang gampang mati yakni ikan mas. Ikan mujahir dan nila juga bermatian.
Kematian itu diduga karena kekeruhan air Danau Toba beberapa hari terakhir. Sehingga, ikan kekurangan oksigen.
Hingga malam, pemilik keramba masih sibuk. Sejumlah alat berat diturunkan mengangkut bangkai-bangkai.
Warga juga bergotong royong membantu membersihkan danau.
Bupati Samosir, Rapidin Simbolon menyampaikan pihaknya telah melakukan penanganan awal dan penyebabnya masih dalam penelitian.
“Masih dalam penelitian,” jawabnya.
Lebih jauh disampaikan Bupati, terkait ikan yang mati di KJA wilayah perairan Pintu Sona, Kantor Camat, Kel Pintu Sona, Dinas Lingkungan Hidup, Pol PP dan Dinas Pertanian sudah bekerja di lokasi hari ini.
“Alat berat sudah membuat lubang untuk mengubur bangkai ikan. Sampai pukul 20.00 WIB baru sekitar 12 ton dari perkiraan 120 ton yang berhasil diangkat ke darat,” Jelasnya.
sumber: newscorner.id
Discussion about this post