DI TENGAH badai ombak dan angin kencang saat Kapal KM Sinar Bangun terbalik, jerit minta tolong sebagian penumpang masih terdengar. Banyak yang selanjutnya hilang dan hingga kini belum ditemukan.
Tragedi mengerikan yang terjadi pada Senin (18/6) sore di perairan Danau Toba antara Tigaras -Simanindo itu menyisakan duka yang menyayat hati kerabat dan keluarga. Sekaligus mengungkap tabir, betapa bobroknya sistem transportasi dan perhubungan serta kinerja pemangku jabatan di negeri ini.
Dari sekian banyak penumpang yang jadi korban, ada beberapa yang selamat dari maut. Salah satunya Jamuda Parmonangan Sinaga (17) Warga Sibunga-bung, Kecamatan Dolok Parmonangan, Kabupaten Simalungun, Sumatera Utara.
Dikisahkannya kepada Newscorner.id awalnya Jamuda Parmonangan Sinaga (17) sudah punya firasat tidak enak sejak sebelum berangkat dengan menyeberang KM Sinar Bangun, Senin 18/6 sore sekitar pukul 14:00 WIB.
Disampaikan siswa SMA Negeri 1 Dolok Pardamean, Kabupaten Simalungun, saat sebelum tergulingnya Kapal Sinar Bangun tersebut, banyak orang mabuk-mabukan dengan musik keras.
“Ada juga orang berbicara tidak sopan dipengaruhi mabok mungkin bang,” jelasnya kepada wartawan media ini.
Kapal KM Sinar Bangun diperkirakan membawa penumpang sekitar 200 orang dengan puluhan sepedamotor yang dijejerkan di sebelah kiri kanan kapal.
“Kalau mengenai penumpang nya bang adalah sekitar hampir 200 orang, ditambah lagi ada banyak kereta (sepeda motor) dan ada lagi barang barang lainya bang,” jelasnya.
Jamuda Parmonangan Sinaga yang didampingi Donni Manik, guru sekolah yang juga wali kelasnya pada Jumat (22/6) di rumah familinya di Tigaras, juga menyampaikan saat itu kondisi cuaca hujan disetai angin kencang.
“Hujan deras disertai angin kencang sperti angin puting beliung berputar bercampur angin berwarna hitam,dan tampak juga air danau yang sudah berwarna hitam. Aku terlempar ke danau dan tenggelam dalam keadaan terjepit kereta (sepedamotor).
Pengakuannya, setelah berhasil melepaskan diri dari jepitan sepedamotornya, ia beberenang dan berusaha menyelamatkan saudaranya juga ikut tenggelam. Namun naas saudaranya tak tertolong.
Diketahui saat itu Jamuda menumpang KM Sinar Bangun bersama tiga saudaranya, yakni Aturdamaria Sinaga (19) kakak, Selmalina Sinaga (16) keponakan dan Nova sijabat (21) keponakan.
Ketika berenang di danau Jamuda ditarik tarik oleh penumpang lainya yang juga korban sehingga ia elepaskan ketiga saudaranya demi menyelamatkan diri dan akhirnya ia selamat setelah berenang ke arah kapal fery.
Hingga hari ke lima, tak satu pun kerabatnya itu yang berhasil ditemukan. Saat ini Jamuda berharap agar saudaranya segera ditemukan dan kedepanya jangan terjadi lagi hal seperti ini serta pihak pihak terkait supaya lebih menjaga keselamatan penumpang.
sumber: newscorner.id
Discussion about this post