SIANTAR
Muhammad Wahir atau lebih dikenal Pak Slamat (87) tewas disambar kereta api bermuatan minyak diareal rel belakang pemukiman warga Jalan Tongkol, Kelurahan Pardomuan, Kecamatan Siantar Timur, Kota Siantar, Selasa (17/3/2020) sore sekira pukul 17.45 Wib.
Kejadian itu pertama sekali diketahui Akua, bocah berumur 9 tahun. Sore itu Akua baru pulang mengaji kemudian berencana pulang kerumahnya kearah Jalan Tongkol. Saat berjalan melalui perlintasan kereta api, Akua melihat mendengar kereta api bermuatan minyak akan melintas dari arah Stasiun Kereta Api Kota Siantar menuju arah Kota Medan.

Saat itu juga Akua melihat korban sedang berada ditengah rel sedang berjalan sembari mengambil batu. Akua pun berteriak, “Awas kereta api Kek,”..Korban diduga sudah pikun itu tetap berjalan. Setiba dipinggir rel ternyata tubuh korban disambar bagian depan kereta api muatan minyak tersebut kemudian tercampak ke dinding belakang rumah warga dan terkapar di pinggir rel.
Melihat itu Akua pun langsung berlari ke gang rumah warga dan memberitahukan warga sehingga warga setempat. Namun saat dibawa warga di Praktek Bidan Agustina boru Saragih terletak sekitar 10 meter ternyata Pak Slamet ditemukan sudah tewas.
Tidak lama kemudian dua personil Polisi Khusus Kereta Api (Poluska) dan Kanit Reskrim Polsek Siantar Timur bersama beberapa personil piket datang ke Praktek Bidan tersebut. Hanya saja keluarga Pak Slamet menolak menyerahkan jenajah Pak Slamet dibawa visum ke ruangan jenajah RSUD dr Djasamen Saragih melainkan dibawa pulang kerumah duka di Jalan Patuan Anggi Gang Cumi Cumi, Kelurahan Sukadame, Kecamatan Siantar Utara.
“Tadi sempat nya aku berteriak “Kek Awas kereta api” karena kakek itu ditengah rel sambil kayak mengumpulkan batu…terus kakek itu berjalan kepinggir tapi disambar bagian depan kereta api yang melintas itu kemudian tubuh kakek itu tercampak kedinding belakang rumah warga dan kembali jatuh kepinggir rel,”ujar Akua saat ditanyai polisi dan wartawan di Praktek Bidan Agustina boru Saragih.
Sementara terpisah, Kapolsek Siantar Timur IPTU Raun Samosir membenarkan Pak Slamet tewas disambar kereta api. “Keluarga sudah membuat surat pernyataan bahwa korban murni tewas akibat disambar kereta api sehingga jenajahnya tidak dibawa visum ke rumah sakit,”kata Kapolsek singkat.
Penulis/Editor : Freddy Siahaan
Discussion about this post