SEJUMLAH pengemudi taksi berbasis online (Go-Car) yang bermitra dengan Go-Jek di Kota Pematangsiantar mengeluhkan soal minimnya pendapatan mereka beberapa bulan terakhir.
Akibatnya, para driver mengaku kesulitan memenuhi kebutuhan hidup, bahkan beberapa di antaranya harus ‘menombok’ cicilan kredit mobil yang digunakan untuk mencari orderan (ngebid) penumpang.
Mereka mengaku, minimnya pendapatan disebabkan oleh semakin banyaknya mitra Go-Jek yang terdaftar, sehingga kesempatan untuk mendapatkan penumpang semakin sulit. Menurut mereka, tak semua mitra tersebut ‘bermain’ dengan jujur.
Menurut salah seorang driver yang enggan namanya disebut, banyaknya order palsu yang dilakukan oleh orang-orang tak bertanggungjawab juga berimbas pada memburuknya performa akun di aplikasinya.
“Semakin sulit, bang. Banyak order yang masuk tapi ketika dikonfirmasi mereka tidak merespon dan malah membatalkan pesanan. Ini yang membuat performa jadi jelek. Ada juga yang ketika di konfirmasi, mengaku bahwa order tersebut adalah ‘peluru’ yang nyasar atau order palsu yang sengaja dibuat oleh oknum driver untuk mengejar target point, tapi malah nyasar ke driver lain,” ungkapnya, kepada Jurnal X, Kamis (15/3) malam.
Sementara itu, salah seorang driver lainnya juga menjelaskan, selain banyaknya order palsu dirinya juga mengeluhkan tentang sistem bonus yang semakin menyulitkan, dari yang sebelumnya hanya 18 target poin kini menjadi 32 poin.
“Pendapatan kami ditentukan oleh banyaknya poin yang tercapai dan penilaian konsumen. Dan kalau orderan itu ternyata palsu, sudah tentu berimbas pada akun kami. Parahnya, bisa Putus Mitra dengan Go-Jek,” ujarnya.
Meski demikian, dia tak menampik bahwa order palsu tersebut sengaja dilakukan oleh oknum-oknum seprofesinya. Bahkan, aksi saling serang dengan menggunakan order palsu juga dilakukan beberapa driver untuk membalas dendam. Dia mencontohkan, banyaknya “peluru” nyasar dapat dilihat dari peta yang ada di aplikasinya.
“Lihat saja ini, bang. Di sini ada map warna kuning dan orange. Ini menandakan bahwa orderan banyak. Tapi begitu (orderan) saya terima, tak ada yang bisa dikonfirmasi. Tak hanya satu, sudah enam kali seperti ini dalam 1 jam saja. Semua dibatalkan sepihak. Buruk performa saya,” terangnya, sambil menunjukkan peta aplikasi berwarna kuninh dan orange.
Untuk itu dirinya berharap agar pihak Go-Jek lebih meningkatkan lagi kemampuan aplikasinya guna mendeteksi oknum driver yang gemar melakukan order palsu untuk keuntungan pribadi, agar tak terjadi kesalahan pemutusan mitra.
“Kasihan driver yang bermain jujur, mereka tak tahu apa-apa tiba-tiba kena putus mitra hanya gara-gara mendapat rating buruk dari pemesan yang tidak bertanggungjawab dan membatalkan pesanan secara sepihak,” tutupnya.
Discussion about this post