TAPUT
Masyarakat Dusun Aekmatio Jae, kecamatan Adiankoting, Kabupaten Tapanuli Utara (Taput) menyurati Bupati Taput terkait padamnya listrik selama kurang lebih 6 bulan tepatnya sejak bulan November 2020 kemarin. Ini lah yang disampaikan Tulus Panggabean Mewakili masyarakat Dusun Aekmatio Jae dalam Siaran Pers nya, Senin (31/5/2021) sore.
Tulus mengatakan Dusun Aekmatio Jae yang terletak sekitar 30 KM dari pusat Kabupaten Taput secara geografis merupakan bagian dari Desa Adiakoting, Kecamatan Adiankoting kabupaten Taput. Dusun Aekmatio Jae tepat berada di pedalaman pinggiran hutan yang berjarak 4,5 KM dari Kecamatan Adiankoting.
Dusun tersebut telah lama ditempati masyarakat, dan saat ini masyarakat telah sampai 11 sundut (Keturunan) yang jika di perkirakan 1 Sundut itu 50 Tahun. Artinya masyarakat telah mendiami dusun tersebut sejak 550 Tahun sebelumnya.
Masyarakat Dusun Aekmatio Jae dominan bermarga Panggabean dan marga Simanungkalit, namun sampai saat ini masyarakat di dusun tersebut telah dari berbagai marga yang berdatangan dari berbagai tempat. Jumlah penduduk di Dusun Aekmatio Jae sekitar 29 Kepala keluarga (KK), terdapat 1 Sekolah Dasar (SD) yaitu SD N 173147 Adiankoting, 1 gereja yaitu Gereja HKBP Aekmatio Jae Distrik II Silindung.
Kemudian di dalam hutan Aekmatio Jae terdapat berbagai jenis kayu hutan, dan juga sungai – sungai yang mengalir yang merupakan 2 sungai besar dari hutan Aekmatio Jae yang mengalir ke arah Desa Sibalanga Kecamatan Adiankoting, dan mengalir ke arah Sibolga.
“Sehingga sumber aliran sungai yang menjadi Pembangkit Listrik yang ada di Desa Sibalanga tersebut dan juga listrik yang mengaliri Kota Sibolga berasal dari sungai Aekmatio Jae,”katanya.
Lebih lanjut, Tulus kini menjabat Sekretaris Cabang GMKI Siantar-Simalungun itu menambahkan atas kerinduan dan kebutuhan masyarakat akan listrik ada di Dusun Aekmatio Jae, pada tahun 2012 masyarakat Aekmatio Jae berkerjasama dengan Pihak Lembaga Sosial Masyarakat (LSM) berhasil menghadirkan Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) yang berada sekitar 500 M dari Dusun Aekmatio Jae. PLTA tersebut mengaliri listrik untuk 29 Rumah yang ada di dusun tersebut, 1 SD, 1 Gereja, dan 1 kamar mandi umum.
Selama adanya PLTA itu, masyarakat yang merawat dan menjaga dengan biaya perawatan yang dikutip dari masyarakat. Namun bulan November 2020 bendungan air di PLT itu jebol karena bendungan tersebut tidak kuat menahan luapan air sungai sehhingga bendungan PLTA itu tidak bisa berfungsi lagi sebagaimana dulunya dan mengakibatkan di Dusun Aekmatio Jae tidak lagi di aliri listrik hingga enam bulan ini.
Dalam perkembangan teknologi saat ini, kebutuhan akan listrik sudah tidak bisa di tawar lagi. Apalagi pada masa pandemi covid saat ini yang belum kita ketahui kapan berakhir sehingga sekolah-sekolah maupun kampus menggunakan sistem sekolah online/daring atau kuliah online/daring.
Untuk mendukung sekolah dan kuliah daring itu listrik merupakan sebuah kebutuhan untuk masyarakat terkhusus para anak sekolah dan mahasiswa. Dimana listrik adalah salah satu kebutuhan dalam menjalankannaplikasi di dalam android. Disamping itu juga, untuk mendukung ativitas sehari-hari dan untuk peningkatan ekonomi masyarakat sangatlah di perlukan listrik untuk menunjang aktivitas tersebut.
“Jadi kami masyarakat Dusun Aekmato Jae sangat berharap kepada semua elemen terkhusus kepada Bapak Bupati Taput agar segera membantu kami agar Dusun Aekmatio Jae segera dapat di aliri listrik,”kata Tulus Panggabean mengakhiri.
Penulis / Editor : Freddy Siahaan