MEDAN II
Seorang pria, US (19) ditangkap polisi karena membawa lari sekaligus dugaan kasus persetubuhan anak dibawah umur berusia 17 tahun.
Peristiwa tersebut terjadi di wilayah hukum Polres Dairi. Perbuatan US pertama kali melakukan tindakan persetubuhan di ladang pohon pisang.
“Dari pengakuannya sudah sebanyak 3 kali. Pertama di pertapakan ladang pohon pisang, kemudian dua aksinya dilakukan di kamar kos-kosan milik teman tersangka,” kata Kasat Reskrim Polres Dairi, AKP Meetson Sitepu dalam siaran persnya, Jumat (31/5).
Dipaparkan, Meetson bahwa peristiwa itu terjadi pada hari Minggu tanggal 26 Mei, dimana saat itu korban bersama US pergi dari rumah yang berada di Kecamatan Siempat Nempu Hulu Kabupaten Dairi, tanpa permisi kepada kedua orangtua korban.
“Keluarga menunggu hingga larut malam, tapi tak kunjung pulang. Dan ponselnya saat dihubungi pun sudah tidak aktif,” ujar Kasat Reskrim.
Hingga pada tanggal 27 Mei pukul 12.00 Wib, sambung Kasat , ibu korban mendapat laporan dari masyarakat sekitar bahwa sang anak sedang pergi bersama US dengan mengendarai sepeda motor.
Saat itu juga ibu korban kemudian pergi ke rumah US, namun keberadaan anak dan tersangka sedang tidak berada di rumah.
“Hingga sang ayah mendapat laporan dari masyarakat, bahwa mereka melihat anak dan tersangka sedang minum es di sebuah warung. Setelah di datangi ternyata benar. Si anak dan tersangka langsung di bawa pulang ke rumah korban,” paparnya.
Saat berada di dalam rumah, korban dan US mengaku bahwa keduanya sudah berbuat persetubuhan badan. Aksi tersebut ternyata sudah dilakukan sebanyak 3 kali.
Mendengar pengakuan korban dan tersangka sontak membuat keluarga tak terima hingga melapor Polres Dairi.
“Melalui hasil gelar perkara, ditemukan 3 alat bukti yakni pengakuan saksi, surat hasil visum, dan petunjuk persesuaian keterangan saksi, sehingga US akhirnya ditetapkan sebagai tersangka,” ucapnya.
Dikatakan, Kasat bahwa dalam perbuatan asusila yang ketiga, korban sempat menolak keinginan tersangka.
Akan tetapi, tersangka mengancam akan menyebarkan video asusila mereka dan akhirnya korban pun menuruti kemauan tersangka.
Atas perbuatannya, tersangka dikenakan Pasal 81 ayat (1), (2) Jo Pasal 76D undang Jo Pasal 82 ayat (1) Jo Pasal 76E dari Undang- undang Nomor 17 Tahun 2016 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang- undang Nomor 1 tahun 2016 tentang Perubahan kedua atas Undang- undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak menjadi Undang-Undang dengan ancaman hukuman minimal 5 tahun, dan maksimal 15 tahun penjara. (ROM)