SEORANG montir bernama Sarju (40), ini sepertinya memiliki ilmu pengasihan.
Dipercaya jadi montir di bengkel, dia malah sering “menservis” istri si pemilik bengkel.
Kelakuannya terus menerus begitu.
Berulang kali pindah bengkel, penyakit lamanya selalu kambuh, apalagi kalau bukan begituin istri majikan.
Gara-gara kelakuannya, Ninin (36), selaku istrinya jadi sering nahan napas.
Namun gara-gara sudah benar-benar tak tahan lagi, dia pun akhirnya minta cerai.
Orang Jawa punya kepercayaan, ilmu pengasihan seperti Semar Mesem dan Jaran Guyang bisa bikin wanita terkiwir-kiwir cintanya.
Meski awalnya perempuan itu tidak tertarik bahkan membenci, begitu kena tembak Semar Mesem atau Jaran Guyang, langsung bertekuk lutut dan berbuka paha.
Yang awalnya ogah ah, akhirnya malah jadi ah ah ah…….
Sarju warga Surabaya, rupanya memiliki ajian semacam itu.
Wanita cap apapun, asal mau bergaul sama dia, pada akhirnya mesti digauli pula.
Apa lagi Sarju ini sebagai montir mobil kerjanya pindah-pindah melulu, jadi semakin sering dia “menservis” onderdil bini pemilik bangkel.
“Karena sasaran terdekat juga hanya itu,” kilah Sarju.
Di Surabaya Sarju memang sudah kartu mati di kalangan bengkel, karena barang siapa mempekerjakan dia, pasti akhirnya bini pemilik bengkel yang kena “piston” Sarju.
Karenanya, agar bisa tetap menafkahi anak bini, Sarju harus mencari kerja di luar kota.
Sarju memang piawai dalam bongkar pasang mesin mobil, sehingga di manapun banyak yang mau mempekerjakannya.
Sarju pernah kerja di bengkel daerah Pasuruan.
Seminggu sekali baru dia bisa pulang ke Surabaya.
Celakanya, di kala “pengin” di rantauan, dia cari sasaran justru bini majikannya.
Karena Sarju memang pintar merayu, perempuan itu kemudian pasrah saja dijadikan pelampiasan nafsunya.
Tapi setelah ketahuan, hanya sebulan kerja sudah dipecat tanpa pesangon.
Sarju pindah lagi di bengkel lain, masih Pasuruan juga.
Di sini lumayan betahm sampai dua tahun.
Tapi selama itu pula istri juragan kembali dikerjain.
Paling tidak seminggu dua kali Sarju berhasil menservis bini juragan bengkel itu, lengkap tune up dan sporing balancing.
Tapi karena ketahuan ndemeni bini majikan, kembali Sarju dipecat tanpa pesangon.
Tapi pindah di bengkel lain, kembali dia juga ngerjai bini majikannya.
Selama ini tak pernah ada yang membawa ke polisi, karena pemilik bangkel malu jika sampai masuk koran.
Bila sampai masuk pemberitaaan kan bisa merusak nama bengkelnya.
Bila pemilik bengkel rata-rata sabar, beda dengan istri Sarju, yakni si Ninin.
Capek dia bila sebentar-sebentar didatangi orang gara-gara suami terlibat urusan selangkangan.
Kenapa masalahnya seputar ituuuu melulu?
Jawab Sarju enteng saja, “Pas saya pengin kok dia mau, ya kenapa tidak? Nolak rejeki kan nggak baik,” begitu dalihnya.
Tak mau stress berkepanjangan, akhirnya dia mengajukan gugat cerai ke Pengadilan Agama.
Alasannya, suami kadung jadi perusak rumahtangga orang.
Bila dipertahankan, rumahtangga takkan nyaman dan bahagia.
Maka mending pecah kongsi sajalah.
Sarju sendiri saat dipanggil sidang hanya bisa bilang, “Sebetulnya saya masih sayang sama istri.”
Discussion about this post