WALI KOTA Pematangsiantar, Hefriansyah melalui surat edarannya tentang imbauan untuk tidak melaksanakan perayaan malam tahun baru secara terpusat atau pun terkordinir beberapa waktu lalu, disambut baik oleh masyarakat.
Meskipun ada tak begitu sependapat, imbauan tersebut faktanya tak mengurangi antusias warga untuk merayakan malam menjelang akhir tahun 2018.
Nyatanya suara terompet hingga indahnya warna-warni yang dihasilkan dari ledakan kembang api masih terasa di benak warga kota urutan ketiga paling toleran se-Indonesia versi Setara Institute dan Unit Kerja Presiden Pembinaan Ideologi Pancasila (UKP-PIP) ini.
Tepat di detik pertama pada Selasa (1/1/2019) pukul 00.00 WIB, adalah tanda akhir dari tahun 2018 dan mengawali hari pertama di tahun yang baru. Selain diawali doa juga banyak harapan baru bermunculan.
Salah satu penyampai harapan itu, adalah seorang Calon Legislatif (Caleg) Provinsi Sumatera Utara asal Kota Pematangsiantar dari Partai Nasional Demokrat (NasDem), Romeyan Ricardo Siahaan S Sos MM, yang akan berlaga di Pemilihan Umum (Pemilu) 2019 mendatang.
Caleg bernomor urut 6 dengan Daerah Pemilihan (Dapil) 10 (Kota Pematangsiantar – Kabupaten Simalungun), ini berharap kepada Pemerintah Kota (Pemko) Pematangsiantar agar mampu menciptakan program-program yang lebih pro rakyat.
Disamping itu, Romeyan Siahaan, begitu ia akrab disapa, juga ingin agar Wali Kota Hefriansyah sebagai pamong masyarakat untuk terus membenahi kota dan lebih banyak mengadakan kegiatan-kegiatan positif.
“Di sektor pelayanan publik, proyek mangkrak, misal, pembangunan tugu (Patung Sangnaualuh) saya harap untuk segera dituntaskan agar tidak menjadi polemik yang berkepanjangan,” harapnya.
Peningkatan infrastruktur hingga profesionalisme Pemerintah Kota juga diharap Romeyan Siahaan untuk mendapat perhatian serius. Hal itu, menurutnya amat penting untuk menunjang peningkatan pendapatan masyarakat dan mengingat tahun 2019 adalah tahun politik.
“Lebih penting di tahun 2019, Pemerintah harus tetap bekerja secara profesional mengingat tahun 2019 adalah tahun politik,” imbuhnya.
Selain itu juga Romeyan Siahaan mengingatkan bahwa di tahun sebelumnya Wali Kota sering membuat kebijakan yang dinilai memunculkan berbagai perbedaan pendapat. Hingga dinilai menjadi satu alasan mengapa peringkat toleran kota ini merosot ke urutan tiga dari yang awalnya paling puncak.
“Mungkin saja perbedaan pendapat di kalangan masyarakat memang merupakan hal yang biasa. Namun tak tertutup kemungkinan menjadi hal yang menghantui kebersamaan. Sudah seharusnya pembuat kebijakan di kota ini segera memperbaiki kekurangan demi membangun kota yang kita cintai ini menjadi lebih baik,” saran dia.
Di akhir perjumpaan pada Senin (31/12/2018) malam, suami dari Esa boru Sinaga yang dikaruniai dua anak ini juga mengajak warga kota untuk tetap semangat menjaga kebersamaan, persatuan dan kebhinekaan.
“Selamat tahun baru 2019. Mari perkokoh persaudaraan, jaga kebersamaan dengan semangat demi tegaknya Bhinneka Tunggal Ika sebagai tiang kebangsaan kita,” ujarnya.
Discussion about this post