JENAZAH Hari Muda (35), warga Kelurahan Tanjung Tongah yang terseret arus air deras ketika melintas di Jalan AMD, Kelurahan Tanjung Pinggir, Kecamatan Siantar Martoba, Kota Pematangsiantar pada Jumat (1/12) lalu akhirnya ditemukan.
Jenazah korban tiba-tiba muncul ke permukaan air pada Jumat (8/12) sore di sebuah kolam berjarak sekitar 50 meter dari lokasi pencarian dan masih berpakaian lengkap, yakni mengenakan baju warna merah dan celana panjang warna biru. Kemunculan jenazah sontak membuat kerumunan warga yang menyaksikan peristiwa itu histeris.
“Pas muncul warga langsung berteriak ‘itu dia, itu dia’ sambil menunjuk ke arah (jenazah) adik saya,” kata Ilham (39), abang kandung korban.
Diterangkannya, saat ditemukan jenazah korban kondisinya sudah membengkak dan terdapat beberapa luka di bagian kepala dan langsung dibawa petugas ke ruang jenazah RSUD Djasamen Saragih guna diotopsi.
Namun karena terlalu lama menunggu lantaran di saat bersamaan pihak forensik rumah sakit juga masih menangani jasad orok dari Kabupaten Simalungun, akhirnya pihak keluarga memutuskan agar segera membawa jenazah korban ke rumah duka. “Langsung kami bawa pulang, bang,” katanya.
Sementara itu, meski jenazah korban muncul dengan sendirinya namun warga dari Kelurahan Tanjung Tongah menyampaikan terima kasihnya ke Tim Basarnas Tanjung Balai yang sengaja mereka datangkan sejak Kamis (7/12).
“Kami sangat berterima kasih kepada Tim Basarnas Tanjung Balai yang bersedia membantu melakukan pencarian,” tutur seorang warga Kelurahan Tanjung Tongah, Bahtiar (47) kepada Jurnal X, Jumat (8/12).
Dijelaskannya, mereka sengaja mendatangkan bantuan penyelamat dari Tim Basarnas Kota Tanjung Balai lantaran merasa tak puas dengan kinerja petugas Badan Nasional Penanggulangan Bencana Daerah (BNPBD) Kota Pematangsiantar.
“Kami prihatin melihat keluarga korban yang setiap harinya berada di lokasi berharap jenazah saudaranya ditemukan. Kami juga gak sabar melihat cara kerjanya (BNPBD Siantar), kami coba cari sendiri dengan meminjam alat penyelaman tapi gak setuju mereka,” imbuhnya.
Dikisahkan Bahtiar, meski mengaku memiliki rasa takut dirinya bersama beberapa warga lain mengaku tak punya pilihan lain selain harus turut membantu dengan suka rela guna melakukan pencarian jenazah korban yang telah memasuki hari ketujuh pascadinyatakan tenggelam. Pencarian, lanjutnya, dilakukan Tim Basarnas dibantu beberapa petugas kepolisian dari Polsek Siantar Martoba serta Bhabinkamtibmas.
“Ini soal kemanusiaan. Mereka membantu melakukan pencarian secara suka rela atau tidak meminta imbalan apapun dan sama sekali tidak minta disediakan (difasilitasi) apapun dari kami (masyarakat). Mereka membawa peralatan penyelamatan sendiri, perahu karet, lengkap peralatan mereka. Nyalinya pun saya akui lah,” sambungnya.
Sebelum meninggalkan wartawan, Bahtiar sempat menyampaikan kekecewaannya terhadap oknum pejabat BNPBD Siantar yang dinilai mendiskreditkan Lurah Tanjung Tongah, Henri Purba.
“Gini bang, ada seorang oknum pejabat BNPBD Siantar yang menghujat Lurah kami, dibilangnya Lurah kami telat datang ke lokasi. Padahal kami lah yang tahu gimana peran Pak Lurah. Dia langsung datang ke lokasi di malam terjadinya banjir sampai proses pencarian terus dilakukan dia selalu datang. Itu juga Pak Lurah datang (sambil menunjuk ke arah Lurah), tapi itu pula yang tak diberitakan,” bebernya.
“Biar tahu bang, kehadiran mereka (Tim Basarnas) juga bukan permohonan BNPBD Siantar tapi inisiatif kami. Dan biaya kedatangan mereka kami yang menanggung. Geram lah lihat Tim Siantar yang cuma bermodalkan pelampung dan gak bernyali,” kesalnya.
Masih di lokasi yang sama, Lurah Tanjung Tongah Henri Purba ketika dimintai keterangan membenarkan bahwa jenazah yang ditemukan adalah warganya bernama Hari Muda. Dia mengatakan, jenazah korban ditemukan di sebuah kolam yang juga milik seorang warganya.
“Betul, lae. Itu (korban) warga saya, namanya Hari Muda,” katanya saat menyaksikan proses evakuasi korban di Jalan AMD, Kelurahan Tanjung Pinggir, Kecamatan Siantar Martoba, Kota Pematangsiantar, Jumat (8/12) sore.
Namun ketika ditanya soal biaya mendatangkan Tim Basarnas Tanjung Balai yang membantu melakukan pencarian jenazah korban, dirinya enggan membeberkan. “Sudah lah Lae. Gak usah dibesar-besarkan. Sudah kewajiban saya untuk mengabdi kepada masyarakat sesuai yang diamanahkan,” pungkasnya. (fn/X)
Discussion about this post