JERITAN suara dan isak tangis keluarga korban pembunuhan, Anggi Syahputri Tanjung di rumah duka pecah. Warga pun berkerumun memadati lokasi dan silih berganti mengungkapkan belasungkawa.
Hampir seluruh pelayat yang hadir menitikkan air mata di depan jenazah siswi SMKN 11 Medan yang ditemukan tewas bersimbah darah pada Jumat (19/1) malam.
Mereka tak menyangka, gadis yang dikenal begitu ramah dan periang itu pergi untuk selama-lamanya dengan cara yang cukup memilukan.
Saat pertama kali ditemukan, posisi Anggi berada di dalam bak penampungan dengan mulut disumpal dan tangan terikat kain serta wajah penuh luka berlumuran darah.
Bercak darah pun berceceran di pintu kamar dan ditembok rumah. Diduga korban segaja dihabisi pelaku dengan cara menghantamkan wajahnya ke dinding rumah.
“Isi rumahnya dan kamar-kamar berserakan. Selain mukanya hancur penuh luka, diperutnya juga ada bekas tusukan,” kata Surya (18) saksi mata.
Warga juga menduga, korban dihabisi saat kedua orangtuanya dan saudara lain tengah pergi sejak pagi hari.
“Mayatnya sudah kaku, darahnya pun mengering, kurasa dibunuh sejak pagi atau siang tadi,” lanjut Surya, yang langsung dimintai keterangannya oleh polisi.
Melihat kondisi sang buah hati, ibu korban, Ani (47) sempat pingsan beberapa kali. Numun saat sadar, ibu beranak tiga ini terus menerus menangis sembari menyebut-nyebut nama putrinya.
“Anggi… Anggi. Tega kali lah yang buat gini. Macam binatang anakku dibunuh. Enggak ada perikemanusiaannya,” ucap Ani sembari menangis.
Menurut keterangan para tetangga, korban ditemukan oleh kedua orangtuanya sudah dalam kondisi tewas di dalam kamar mandi rumahnya.
Pada saat ditemukan, korban diketahui sendiri di dalam rumah. Sementara orangtuanya sejak pagi berangkat kerja dan pulang menjelang malam tadi.
“Setiap pagi kedua orangtuanya pergi bekerja dan pulangnya magrib. Saat itu lah diketahui anaknya telah meninggal. Sementara kakak korban masih kuliah dan adiknya pergi belum pulang sekolah,” terang Nuri (18), tetangga sebelah rumah korban.
Kedua orangtua korban baru mengetahui korban tewas setelah berhasil mendobrak pintu rumahnya yang terkunci. “Tadi didobrak pintunya baru bisa masuk,” sambung Nuri.
Namun mengenai tragedi tewasnya korban, warga berani memastikan kalau korban sengaja dibunuh.
“Pasti dibunuh. Kami enggak tahu dia (korban) punya pacar atau tidak, tapi kawan-kawan sekolahnya pernah datang dan masuk ke rumah itu. Kalau keluarganya ramah. Korban pun orangnya periang. Mereka baru sekitar 2 tahun tinggal di sini,” kata Susi (39), tetangga korban lainnya.
Kapolsek Percut Seituan Kompol Pardamean, Sabtu (20/1) belum bisa memastikan apa motif pembunuhan tersebut.
Pihaknya masih mendalami keterangan para saksi-saksi. “Saksi-saksi masih kami dalami,” ungkapnya.
Sementara itu, suasana duka saat jenazah Anggi Syahputri Tanjung di semayamkan di rumah duka di Jalan Letda Sudjono, Gang Budi, Desa Tembung, Kabupaten Deliserdang, sangat mengharukan.
Anggi Syahputri tewas dibunuh, kepala dimasukkan ke bak penampungan
Saking ramainya, suasana di dalam rumah duka benar-benar pengap. Teriakan para pelayat terdengar saling bersahutan. Apalagi, saat pelayat menciba melihat wajah korban untuk yang terakhir kalinya, sontak, semua pelayat menjerit histeris.
“Astaghfirullahalazim, ya Allah. Anggi, Anggi,” teriak para pelayat.
Ibu korban, Ani yang berada di dalam rumah duka juga berulangkali pingsan. Wanita berkerudung putih itu lunglai memeluk beberapa kerabatnya yang hadir di acar duka itu.
Discussion about this post