MASYARAKAT Asahan Anti Judi (Maaju) meminta Kapolres AKBP Kobul Syahrin Ritonga untuk serius menangani permasalahan penyakit masyarakat di wilayah hukumnya, yakni Polres Asahan. Koordinator Maaju, Firma Pane menilai, keberadaan judi saat ini di wilayah itu sudah menjamur.
Adapun perjudian yang dikeluhkan masyarakat, seperti judi samkwan, togel, jackpot, dan judi lain berkedok gelanggang permainan (gelper), judi kopyok hingga sabung ayam.
“Jangan jadikan kota Asahan sebagai kota judi, karena Asahan memiliki visi misi yang religius, sehat, cerdas dan mandiri. Asahan terkenal sebagai Kabupaten ber-Imtaq,” kata Firma Pane, Kamis (4/1).
Lebih lanjut Pane mengatakan, selain memberantas perjudian Kapolres Asahan juga diminta serius memutuskan mata rantai peredaran narkoba di wilayah itu.
“Karena Kapolri juga sudah memerintahkan jajarannya untuk memberantas judi selain memberantas narkoba. Tentu bukan hal yang sulit untuk seorang Kapolres memberantas penyakit masyarakat tersebut. Karena Kapolres dibantu oleh Kasat, Kanit dan Kapolsek beserta anggotanya, selain itu juga Kapolres memiliki anggota unit lapangan yang rasanya mustahil kalau tidak mengetahui adanya geliat judi di Asahan,” imbuhnya.
Sementara dari pantauan MAAJU, permainan judi di wilayah tersebut juga sudah mulai terang-terangan menampakkan eksistensinya. Tidak jarang ditemukan para penulis togel berada di warung-warung menunggu pemasang taruhan.
Sedikitnya, kata Pane, ada 6 gelanggang judi yang kini tersebar di kota Kisaran, seperti permainan jackpot yang kini sudah eksis di kecamatan Bandar Pasir Mandoge, Air Joman, Desa Bagan Asahan Kecamatan Tanjung Balai.
Sedangkan untuk permainan judi Samkwan, tempatnya selalu berpindah-pindah dari Jalan Bhakti Kisaran ke Jalan Pasar Lama. Selain itu, permainan judi sabung ayam juga sudah ada seperti di daerah Bunut Sebrang hingga Meranti.
“Kita masih terus bergerak melakukan investigasi langsung ke lapangan dan kita masih mengumpulkan bukti-bukti yang konkrit yang nantinya akan kita bawa langsung ke Kapoldasu Irjen Pol Paulus Waterpauw, agar kita jangan dikatakan fitnah,” tutup Pane.
Discussion about this post